Displacement: Mekanisme Pertahanan Psikologi

EDIT BY CANVA


Apakah kamu pernah bertemu dengan seseorang yang tiba-tiba memarahamimu tanpa sebab? Atau mungkin justru kamu sendiri pernah meluapkan emosi pada orang lain, padahal orang itu bukanlah penyebab dari emosi kita? 

Hal semacam ini disebut dengan istilah mekanisme pertahanan psikologi. Ada banyak bentuk mekanisme pertahanan psikologi, salah satunya yaitu displacement.

Menurut Miftakhuddin dalam buku berjudul "Seni Berpikir dan Bertindak Besar", displacement adalah perpindahan penggunaan objek yang lebih aman sebagai cara untuk bertahan dari tekanan kecemasan. 

Displacement adalah pengalihan peluapan emosi. Tanpa kita sadari kita menyalurkan emosi pada orang yang tidak berkaitan dengan emosi kita. Contohnya, saat seseorang melakukan kesalahan dalam pekerjaannya sehingga tidak memuaskan atasannya, membuat ia mendapat omelan atau bahkan makian yang melukai hatinya, karena tidak mampu membalas makiannya, seseorang itu hanya bisa diam dan menerima semua makian itu dengan terpaksa. Setelah kembali dari pekerjaan justru emosinya menjadi tidak stabil dan memarahi orang-orang rumah karena hal sepele. 

Displacement adalah salah satu mekanisme pertahanan psikologi yang manusiawi dan sering kita lakukan sehari-hari. Mekanisme pertahanan psikologi adalah hal krusial yang membantu kita untuk tetap mempertahankan kondisi emosi yang seimbang. Dengan begitu kita menjadi terhindar daru rasa cemas yang berlebihan serta melindungi rasa percaya diri. 

Mekanisme pertahanan psikologi ini berjalan di bawah alam sadar, sehingga sangat wajar jika kita sendiri tidak menyadari sedang melakukannya.

Mengenali ciri-ciri displacement membuat kita tahu bahwa emosi yang tiba-tiba muncul pada diri seseorang atau diri kita sendiri disebabkan oleh emosi pada seseorang yang tidak bisa diluapkan, jadilah kita meluapkan segala emosi yang tertahan kepada orang-orang yang tidak ada hubungannya dengan emosi kita. 

Bagi beberapa orang yang terkena dampak dari luapan emosi ini cukup dirugikan, selain karena menjadi pelampiasan seseorang yang terkena amarah tanpa permasalahan yang jelas bisa menimbulkan perselisihan. Oleh karena itu, setelah mengetahui mekanisme pertahanan psikologi ini semoga kita bisa lebih pandai-pandai mengontrol diri dan emosi.

Menjaga kesehatan mental menjadi hal yang terpenting, jangan sampai karena beberapa masalah sepele kita meluapkan begitu saja emosi pada orang yang salah. 

Selain displacement, mekanisme pertahanan psikologi juga ada dalam bentuk lain seperti: denial, represi, sublimasi, formasi reaksi, dll. 

Denial adalah mekanisme pertahanan psikologi yang menyangkal adanya suatu realita yang tidak menyenangkan. 

Represi adalah mekanisme pertahanan psikologi yang menimbun kesadaran tentang sesuatu ke dalam alam bawah sadar. 

Sublimasi adalah mekanisme pertahanan psikologi yang dapat mengtransformasi impuls negatif kepada hal yang lebih positif. Misalnya, ketika seseorang merasa kesal dan marah pada orang lain, tetapi ia mengubahnya menjadi hal yang lebih positif misalnya membersihkan rumah. 

Formasi reaksi adalah mekanisme pertahanan psikologi yang membuat seseorang berperilaku berbeda dari keinginan yang sebenarnya. 

Sebagai manusia kita tidak bisa lepas dari yang namanya luka batin, dengan memahami mekanisme pertahan psikologi kita bisa lebih memahami luka batin apa yang sebenarnya mengganggu pikiran kita selama ini. Sebab, fisik yang sehat dimulai dari pikiran yang sehat. Jadi, jangan hanya fisik yang diberi asupan makanan bergizi agar sehat, tetapi psikis kita juga butuh asupan agar tetap sehat.

Wallahu a'lam bishawab... 


Sumber referensi:
pijarpsikologi.org. (2023). Yang Belum Usai. Jakarta: Elex Media Komputindo.
kumparan.com. (2023). Pengertian Displacement Psikologi dan Mekanismenya. Dikutip dari https://kumparan.com/info-psikologi/pengertian-displacement-psikologi-dan-mekanismenya-20hYvnolx8R

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "Displacement: Mekanisme Pertahanan Psikologi"

Posting Komentar