Mail Si Doyan Makan
Mail adalah seorang siswa sekolah dasar yang duduk di kelas 1 A. Mail seorang anak yang cukup periang, energik, dan lucu. Tubuhnya berisi dan kulitnya sawo matang. Teman-teman Mail biasa memanggilnya "dua singgit", karena terinspirasi dari film Upin dan Ipin. Tapi Mail kali ini bukan Mail yang suka jualan, melainkan Mail yang suka jajan. Setiap berangkat sekolah Mail selalu dibekali uang jajan oleh ibunya sebanyak sepuluh ribu rupiah. Untuk sekelas anak sekolah dasar nominal ini cukup besar, tapi Mail selalu menghabiskannya. Terkadang, Mail sering dinasehati teman-temannya untuk menghemat uang jajan, tapi Mail tidak pernah menghiraukan perkataan teman-temannya.
Suatu hari, sekolah kedatangan murid baru bernama Maul. Maul berbeda dengan Mail, ia lebih cenderung pendiam. Hanya sedikit yang mau berteman dengan Maul. Mail adalah satu dari sekian banyak siswa di kelas 1 A yang mau berteman dengan Maul. Maul terbiasa hidup hemat, uang jajan yang diberikan ibunya juga tidak lebih dari tiga ribu rupiah, Mail sangat prihatin padanya.
Di hari Rabu, siswa-siswi kelas 1 A terdapat jadwal mata pelajaran olahraga. Semua berhamburan keluar kelas untuk melakukan senam, sementara Mail berhenti di depan tukang jualan cilok yang baru saja buka. Semua teman-teman Mail hanya menggeleng-gelengkan kepala, tapi tidak untuk Maul.
"IL, jangan jajan dulu, kita kan mau senam!" seru Maul pada Mail yang sedang menunggu cilok yang sudah dipesan.
"Nggak papa UL, kan cuma cilok. Aku nggak akan kekenyangan kok," ucap Mail sambil meraih ciloknya, menyuapinya ke dalam mulutnya.
"Ya udah terserah kamu aja IL," kata Maul pasrah.
Setelah melakukan senam kurang lebih selama lima belas menit, semua murid dipersilahkan untuk minum dan istirahat sebentar. Tapi Mail lagi-lagi menghampiri tukang cilok. Maul yang sedari tadi memperhatikan Mail hanya bisa menggelengkan kepala.
"IL, baru juga makan cilok lima belas menit yang lalu sekarang udah mau beli lagi," kata Maul.
"Murah kok ciloknya cuma lima ratusan,"
"Bukan soal harganya tapi nanti kamu sakit perut gimana?"
"Nggak akan. Perut aku udah kebal kok, nih liat," jawab Mail sambil menunjukkan perutnya yang buncit.
"Itu bukan kebal tapi gemuk!" seru Maul.
"Udah jangan iri. Kamu kalo mau beli, beli aja."
"Dasar Mail tukang makan," ejek Maul sambil berlalu pergi.
***
Bel istirahat berbunyi, semua murid pergi mencari jajanan di luar kelas. Maul yang hanya dibekali uang saku sedikit hanya membeli air minum dan satu buah sosis, sedangkan mail lagi-lagi ia membeli cilok ditambah dengan kue pukis dan donat.
"Aku heran sama kamu, kayaknya suka banget sama cilok itu?" tanya Maul pada Mail yang sedang menyantap ciloknya.
"Enak banget tau! Yang jualan cilok ini baru mulai jualan hari ini, langsung laris manis. Kamu cobain deh, pasti ketagihan!"
"Nggak mau ah."
"Ya udah kalo gitu."
***
Kegiatan belajar hari ini hampir habis, tapi entah kenapa Mail sedari tadi terus bolak-balik ke kamar mandi. Ia mengeluh sakit perut. Semua murid menduga kalau penyebabnya adalah cilok yang Mail makan sejak pagi. Tapi anehnya murid lain yang membeli cilok yang sama tidak merasa sakit perut sama sekali.
"Bu Guru, Mail pingsan!" teriak Maul pada gurunya setelah melihat Mail yang kondisinya sudah peluh dengan keringat dingin. Semua murid ikut merasa khawatir.
Setelah dibawa ke ruang UKS, tidak lama kemudian Mail sadar kembali. Keluhannya masih sama, ia mengalami sakit di perutnya. Terpaksa gurunya harus menelfon orang tua Mail untuk datang menjemputnya.
***
Setelah Mail dibawa oleh orang tuanya, Mail berkunjung ke sebuah puskesmas terdekat. Orang tua Mail cukup khawatir dengan kondisi anaknya. Setelah diperiksa, dokter mulai mendiagnosa sakit Mail.
"Pak, Bu. Kondisi Mail tidak cukup baik, saya sarankan supaya Mail menjaga pola makannya karena ditakutkan Mail terkena kolestrol diusia muda. Dari bentuk tubuh memang sudah terlihat kalau Mail terkena obesitas, jadi alangkah baiknya untuk jaga pola makan mulai sekarang," kata dokter menjelaskan, Mail yang mendengar merasa sedih.
Setelah peristiwa itu, pola makan Mail dijaga ketat oleh orang tuanya. Uang jajan Mail juga tidak lebih dari dua ribu rupiah, selain itu Mail juga dibekali makanan dari rumah. Orang tua Mail juga berpesan pada wali kelas Mail, supaya Mail tidak jajan sembarangan saat di sekolah.
Teman-teman Mail di kelas yang melihat perubahan Mail yang rakus jadi Mail yang pendiam merasa ikut iba, tapi mau bagaimana lagi itu juga demi kebaikannya. Maul sebagai sahabat Mail hanya bisa menghibur, setidaknya sahabatnya itu bisa terbiasa dengan kebiasaan yang harus ia mulai sekarang.
"Nggak papa IL nggak jajan, yang penting bisa makan. Untung loh Pak Dokter nggak ngelarang kamu makan juga, hehe," kata Maul sambil nyengir kuda.
"Kalo nggak makan nanti perut aku kempes UL," keluh Mail sambil menyandarkan wajahnya di atas meja.
"Kalo mau lebih cepet kempesnya aku tusuk pake jarum mau?"
"Emang aku balon?"
"Mirip, hahaha," gelak tawa Maul membuat semua murid ikut tertawa.
"Semangat ya IL, nanti kalau kamu kurus aku kasih hadiah coklat deh," kata Anton menimpali.
"Iya IL, itu semua demi kesehatan kamu juga. Semangat ya Mail," kata Sarah menyemangati.
"Makasih teman-teman," ucap Mail tersenyum senang. Tapi ia tidak bisa melupakan rasa cilok yang terakhir ia makan, akhirnya ia kembali menyandarkan wajahnya ke atas meja karena kecewa tidak bisa memakan cilok lagi.
Sesuatu yg berlebihan emang ga baik ya. Harusnya jajan secukupnya aja. Kasian juga si Mail nih jadi ga bisa jajan banyak, wkwkwk.
BalasHapusWah lucu ceritanya. Memang bener, segala sesuatu yang berlebihan itu ga baik
BalasHapusAnak-anak kalo hobinya makan semuanya dimakan ya.. Mpe ga kekontrol hehe. Smg jd pembelajaran ya kalau makan jangan kebanyakan.
BalasHapusCilok, cilor, cimin dll banyak banget kyaanya org dewasa juga mesti kyaa Mail
BalasHapusAku kira bakal ada plot twist Maul, Mail kembar wkwkwk.
BalasHapusLewat Mail jadi belajar pentingnya menjaga makan 👍
Tadinya pengen begitu kak... 😂
HapusLucu banget hehehe cerita kayak si Mail ini
BalasHapushahahah... tapi jangankan anak-anak kayak si Mail, yg udah gede aja masih suka deh sama cilok, cilor gitu.. ya enak memang buat nagih..
BalasHapusPesannya sederhana tapi maknanya dalam. Bagaimana pun juga sesuatu yang berlebihan itu tidak baik hehe
BalasHapusYa ampun, saya jadi nostalgia waktu SMP dipanggil Mail sama temen-temen deket. Tapi saya gak rakus kok. Haha. Malah temen2 saya komentar, kalau saya makan keliatan nikmat banget karena pelan2 dan dikunyah berkali-kali 😅
BalasHapusSemoga Mail bisa makan dengan penuh kesadaran ya, gak rakus lagi 😁
Aku baru tau. Ternyata anak-anak bisa kena kolestrol juga ya, huhu. Recoverynya pasti engga mudah. Tapi dibalik fakta itu, ini story yang fresh. Nggak nyangka ternyata Mail kena kolestrol. Kupikir sembelit biasa wkwk
BalasHapus