Manusia Sok Puitis: Eps. PULANG
Dipersembahkan untuk para jomblo yang dulu sempat menjadi korban HTS-an... Wkwkwk
Ketika fajar mulai menyingsing.
Semburat cahaya pergi menyambut hari dengan balutan dingin yang menembus tulang.
Seberkas cahaya mulai muncul di langit cakrawala.
Sementara rembulan mulai menyembunyikan dirinya.
Pemandangan hijau terbentang luas di atas bukit.
Sayup-sayup suara burung mulai terdengar saling bersahutan.
Kita di sini hanya pendatang baru yang suatu hari akan pergi ke tempat lain.
Tempat di mana kita berada semestinya.
Sama halnya dengan kamu.
Takdirmu Bukan Untukku.
Aku tak bisa memaksamu pulang ke arahku.
Pada akhirnya, kamu akan menemukan tempat yang tepat untukmu berada.
Yakni bersama dengannya.
Dia yang kini telah menjadi bagian dari hidupmu adalah tempatmu untuk pulang, sedangkan aku?
Aku pun tak tahu harus pergi ke arah mana?
Jika nanti aku kembali salah memilih jalan, dapatkah aku untuk memutar kembali waktu?
Aku ingin kembali ke masa di mana kita tak pernah bertemu.
Sebab, perpisahan ini terlalu menyakitkan buatku.
Pisah?
Bahkan kita belum sempat untuk bersama!
Di tengah keramaian, aku tetap saja membayangkan bahwa kamu ada bersamaku.
Aku seringkali mengenang saat-saat kita bersama dulu.
Hanya sebatas mengenang bukan mengulang!
Kupikir seiring berjalannya waktu, perihal mengenang akan terlupakan, tapi ternyata aku salah!
Sebab, kata kenang tak pantas untukmu.
Sebab mengenangmu atau tidak, rasanya akan tetap sama untukku.
Kamu terlalu berharga untuk sekedar dikenang!
Apa yang sudah kita lalui bersama pada akhirnya hanya berakhir sia-sia.
Namun, aku harus mampu menerima bahwa tentangmu hanya pantas untuk kukenang saja.
Kini aku akan pulang!
Pulang ke tempat di mana aku seharusnya tinggal.
Aku tidak ingin lagi mengetuk hati yang salah.
Tak ingin lagi berharap pada jiwa yang sudah punya arah.
Aku tak bisa mengatakan bahwa ini sebuah perpisahan.
Namun kata yang hanya bisa kuucapkan hanyalah "selamat tinggal."
Jangan tanya aku mengapa?
Sebab, kata perpisahan tak akan cukup untuk menghilangkan semua yang telah kita lalui bersama,
dan aku tak akan pernah tahu kapan aku dapat melepas pergi semua masa-masa itu dengan hati yang lapang.
Jadi, aku hanya bisa mengucapkan kata selamat tinggal.
Mohon maafkan aku...
Jika nanti aku masih teringat bahwa kita belum sepenuhnya berpisah.
Sebab, meski hatimu telah menjadi miliknya.
Namun di hatiku, aku selalu memilihmu.
#edisi_writer's_block
Romantis banget puisinya kak. Bagus ... Aku suka sekali sama puisi..
BalasHapusTerima kasih kak.. ^_^
HapusKamu terlalu berharga untuk sekedar dikenang. Ya ampun, Mbak. Saking menikmatinya, satu nama pop up di memori. Wkwkwk
BalasHapusSiapa tuh... Upss..
Hapus"Aku tidak ingin lagi mengetuk hati yang salah." Hmm... menarik nih quotenya
BalasHapusJadi, Akak ini salah satu korban HTS 😁
BalasHapusKorban wkwkwk
Hapusberpisah memang menyakitkan, tapi bagaimana pun keadaannya, kita harus selalu bahagia
BalasHapusBisa buat referensi untuk membuat puisi hehe
BalasHapus