My World: Lika-Liku Perjalanan Hidup
![]() |
EDIT BY CANVA |
Anggap saja hidup itu adalah sebuah perjalanan. Perjalanan dari satu tempat ke tempat lain. Kita tidak akan pernah tahu kapan kita akan berhenti dan kemana kita akan menuju. Semua berjalan begitu saja layaknya sebuah cerita atau naskah dalam film yang sudah di-setting alurnya.
Mungkin tidak jauh berbeda dengan kehidupan yang sesungguhnya, perbedaannya pembuat skenario itulah yang menjadikan perjalanan hidup kita jauh lebih menantang. Sebab, dalam dunia film atau novel, kisah pemeran utama selalu berakhir dengan bahagia, ia dibuat sedemikian rupa hingga memunculkan beberapa tokoh agar pemeran utama semakin terlihat menonjol kisah hidupnya.
Sementara dalam kehidupan yang nyata, Allah sebagai pembuat skenario kehidupan tidak hanya menjadikan kita yang menjadi pemeran utamanya. Semua orang menjadi pemeran utama dalam kisah hidupnya, setiap orang memiliki kisah perjalanan hidupnya masing-masing.
Seseorang pernah berkata, bahwa perjalanan hidup ibarat roda yang terus berputar. Mungkin itulah gambaran bahwa siklus kehidupan tidak akan pernab berhenti pada satu titik. Ada kalanya kita akan merasa hidup kita berada di atas, atau kadang kita merasa hidup kita berada di bawah.
Tidak selamanya siklus kehidupan akan tetap sama, anggap saja perubahan siklus adalah bumbu penyedap dari kehidupan yang menjadikan kita lebih dewasa.
Ketika semakin dewasa lika-liku perjalanan hidup justru semakin tidak biasa. Lika-liku itu seperti kerikil-kerikil tajam yang terbuat dari duri, sehingga ketika memaksa untuk berlari mungkin kaki ini sudah bersimbah darah karena tajamnya duri.
Ini adalah gambaran ketika aku mencoba berlomba dengan kesuksesan yang sudah diraih oleh orang lain. Aku terlalu terburu-buru untuk mengejar apa yang belum pantas menjadi milikku, aku terlalu terburu-buru menjadikan standar kesuksesan orang lain sebagai cambuk untuk membanding-bandingkan perjalanan hidup.
Termotivasi akan keberhasilan yang telah diraih oleh orang lain memang boleh-boleh saja. Namun, terkadang bukannya memotivasi diri justru memunculkan penyakit yang bernama "Minder." Rasa iri yang timbul akibat sesuatu hal yang bisa diraih oleh orang lain tetapi tidak bagi kita, padahal jika ditelisik lebih jauh apa yang berhasil diraih orang lain belum tentu pantas untuk kita raih.
Misalnya, seseorang memiliki cita-cita menjadi seorang sutradara yang berhasil membuat banyak film terlaris untuk ditonton, tetapi pada kenyataannya seseorang itu masih tetap menjadi penulis amatiran yang bahkan untuk berhasil menerbitkan satu buku saja sulitnya minta ampun.
Namun, seseorang tidak pernah tahu rencana dibalik kenapa ia masih menjadi penulis amatir, ia juga tidak tahu apakah menjadi seorang sutradara adalah benar-benar keinginan dari hati atau hanya keinginan semu yang muncul karena rasa iri.
"... Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyenangi sesuatu padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui," penggalan ayat dalam Al-Qur'an dari surat Al-Baqarah ayat 216 ini mungkin mudah untuk dihafal, tetapi untuk mengamalkan hanya sekedar terucap dalam lisan belum dibuktikan dengan tindakan.
Aku yang terlalu keras kepala seringkali lupa bawa lika-liku perjalanan ini tidak akan berhenti pada satu tempat saja. Itulah sebabnya mempersiapkan diri lebih awal dalam memperkokoh benteng kesabaran, dan meluaskan lagi samudra keikhlasan sangat diperlukan, agar kelak saat perjalanan hidup ini semakin berat diri ini tidak begitu takut untuk menghadapinya. Sebab, pada dasarnya semua kisah perjalanan itu adalah pengalaman yang paling berharga.
Lika-liku kehidupan memang berkelok-kelok kak. Semangat ya kak!
BalasHapus