CERBUNG: USAI Eps. Pertemuan yang Tidak Terduga

EDIT BY CANVA

"Kamu sudah kenal dia?"

Karena sudah terlanjur mengatakannya, aku hanya bisa berkata jujur. Wulan juga orang baik yang mungkin bisa aku percayai untuk menjaga ceritaku. Dengan sekuat tenaga aku berusaha untuk mengeluarkan semua ganjalan dalam hatiku. Mungkin inilah saat yang tepat untuk berbagi kisah yang belum selesai. Mungkin Wulan adalah orang yang tepat yang Tuhan kirimkan untuk menghibur makhluk kesepian sepertiku.

"Aku tidak tahu harus memulai cerita dari mana. Aku tidak bisa bilang kalau aku sudah mengenalnya atau belum. Dikatakan kenal, aku memang sudah kenal dia. Tapi mungkin, dia yang saat ini bukan dia yang kukenal dulu," kataku dengan senyum yang dipaksakan. Aku menghela napas panjang sebelum melanjutkan kalimatku, "aku mengenalnya sejak tiga tahun yang lalu. Seseorang yang menjadi alasan kenapa aku bisa singgah di kampus ini." Aku menutup mataku perlahan, mencoba mengingat kejadian tiga tahun lalu.

Sekarang adalah waktu bagi cerita masa lalu untuk diungkap. Tapi aku tidak yakin, apa dengan mengungkapnya kisah itu akan lebur bersama waktu atau justru semakin menjadi ganjalan berat dalam hati yang menjelma sebagai parasit dalam tubuh?

Aku kembali menghela napas panjang, Wulan menatapku dengan saksama, ia seolah bersiap untuk mengetahui sebuah rahasia. "Kisah ini dimulai sejak tiga tahun yang lalu..."

Tahukah kamu kebohongan terbesar yang telah kulakukan hingga kini?
Ketika aku berucap telah melupakanmu, tapi hati ini menolak.
Ketika aku berucap telah membencimu, tapi hati ini justru semakin merindu.

Telah banyak kebohongan yang kupaksa untuk menjadi benar.
Hanya untuk berpura-pura bertahan.
Sebab, semenjak kamu pergi. 
Aku tak benar-benar mampu bertahan.

Bukankah kamu yang selama ini menjadi alasanku bertahan? 
Jika kamu tak ada, siapa lagi yang akan aku harapkan? 

***

2. Pertemuan Yang Tidak Terduga

Menurutku, jangan ada pertemuan jika harus berakhir dengan kata perpisahan. Bagiku, kata perpisahan cukup menyakitkan, terlebih untuk sebuah hubungan yang belum pernah dimulai. Bagaimana mungkin sebuah hubungan dapat dikatakan berakhir kalau memulai saja belum pernah. Bagaimana mungkin bisa dikatakan berpisah kalau bersama saja tidak pernah.

Selama ini, aku cukup mengenalnya dengan baik. Seorang pria baik hati. Wajahnya dingin tapi hatinya selembut kapas. Meski terlihat cukup angkuh tapi dia adalah malaikat pelindung yang selalu hadir. Seperti mempunyai alarm khusus, ia akan datang dengan sendiri tanpa aku meminta.

Sejak awal, dia memang terlalu peduli. Sikapnya yang sedikit berbeda padaku, membuatku merasa seperti seorang ratu yang dimanjakan oleh sang raja. Namun ternyata, aku telah salah sejak awal. Seharusnya, rasa itu tidak pernah tumbuh walau sekecil apapun. Seharusnya, aku dapat mengendalikan perasaanku. Menahan diri dari siapapun yang akan singgah dan pergi. 

Dia yang terlalu baik, kadang akan memberi luka yang paling menyakitkan. Dia yang kusayangi justru menjadi seseorang yang paling ingin kubenci. Benci itu hadir kala cinta yang sudah terlanjur tumbuh justru harus ku tepis paksa. Benci itu hadir kala rasa yang tidak sepatutnya kugenggam malah mencabik habis tanganku dengan kejam. Dialah seseorang yang kusebut sebagai cinta pertama. 

Cinta yang memberiku rasa manis. Aku begitu terbuai dalam manisnya hingga tidak pernah menyangka bahwa setiap rasa itu akan penuh dengan warna. Bukan hanya manis, rasa itu juga dapat berubah menjadi pahit, asam ataupun asin. Tapi untuk seseorang yang baru mengenal cinta sepertiku, rasanya aku telah dibutakan olehnya. Buta karena cinta. Kusebut ia cinta pertama penuh luka. 


Bersambung.... 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "CERBUNG: USAI Eps. Pertemuan yang Tidak Terduga"

Posting Komentar