Manusia Sok Puitis: Eps. Terlalu Bodoh Dalam Mencintai
Pict by KlikDokter |
Ini tentang kisah seseorang, seseorang yang dengan bodohnya mencintai tanpa mengharap imbalan.
Katanya, cinta memang begitu. Kamu tidak bisa memaksa agar cinta itu berbalas. Sebab, banyak kemungkinan kalau tidak kecewa justru hati kita yang terluka.
Apakah kamu tahu?
Hal terbodoh yang pernah kulakukan adalah tetap setia dalam penantian, menunggu seseorang yang bahkan sudah menemukan jalan untuk pulang. Bukan ke arahku, namun pulang pada orang lain. Menyisakan harapan yang berakhir kekecewaan hingga menusuk kalbu.
Bukan kamu yang salah. Akulah yang salah, karena memilihmu sebagai seseorang yang kucintai. Aku mungkin orang yang bodoh dalam hal mencintai. Yang aku lakukan hanya mampu menyimpannya dalam diam, membiarkan waktu terus membuatnya semakin dalam.
Aku tidak menyangka, dalam diam-pun aku begitu ingin memilikimu. Dalam diam-pun hatiku bergejolak ingin terus bersamamu.
Aku yang salah, karena tak mampu mengungkapkan segala rasa yang ada. Aku mengaku kalau aku seorang pengecut. Aku terlalu takut kau meninggalkanku, setelah pengakuanku nanti. Sebab itulah, aku masih mempertahankan perasaan itu dalam diamku. Aku mengaku kalau aku tak bisa mengungkapkannya. Mengungkapkan kalimat bahwa, "Aku menyukaimu, dan aku ingin terus bersamamu. Jadi tolong, jangan pernah pergi dariku." Kalimat itu terlalu panjang bagiku untuk mengucapkannya. Karena, sekedar untuk mengatakan, "Aku cinta", aku tak bisa. Bagaimana mungkin kalimat itu terucap dari bibirku yang sudah lama terkunci?
Apakah kamu tidak mampu memahami bahasa hati? Jika kamu mencintaiku, seharusnya kamu mampu mengerti. Tetapi mungkin, aku-lah yang salah, karena terlalu berharap banyak hal padamu.
Hari itu, aku tidak pernah menyadari, akan ada hari di mana kalimat "selamat tinggal" terucap darimu. Kamu pergi ke tempat yang tak mampu untuk aku kunjungi. Kamu pergi ke tempat di mana aku tak akan bisa melihatmu lagi. Namun aku sadar, aku bukan siapa-siapa yang bisa menghalangimu pergi. Aku bukan seseorang yang berhak memaksamamu untuk tinggal disisi. Aku-pun tak pantas untuk memintamu membawaku pergi bersamamu.
Hari itu, kita masih baik-baik saja. Walaupun kata perpisahan harus terucap, tapi hati kita masih terasa begitu dekat. Walaupun kau jauh, walaupun jarak luas terbentang dan menjadi sekat, tetapi rasa rindu sebagai pengikat. Aku akan selalu merindukanmu. Merindukan tawa dan senyum yang akan selalu menjadi obat penghibur dalam sepiku.
Aku akan selalu merindukanmu. Merindukan setiap perhatian dan kasih sayang yang begitu tulus yang kau beri padaku. Apakah aku terlalu berlebihan?
Menurutku setiap kata rindu tak ada istilah berlebihan. Karena rasa rindu adalah hal wajar bagi setiap orang. Namun, apakah aku berhak merindukan seseorang yang tak tahu rasa rindunya untuk siapa?
Semakin hari, aku semakin ragu. Apakah aku bisa bertahan untuk terus menanti kehadiranmu? Apakah aku sanggup untuk terus menahan rindu saat hati bergejolak ingin bertemu?
Saat kau memutuskan untuk pergi. Aku tahu itu adalah keputusan yang tidak bisa aku negosiasi. Dan aku menghargai apapun yang menjadi keputusanmu. Sekalipun rasanya begitu berat untuk melepasmu pergi. Namun aku akan belajar. Belajar untuk mempercayaimu, belajar untuk tetap setia menantimu, karena perpisahan ini hanya sementara, dan aku yakin akan hal itu.
Aku yakin kau akan kembali, kembali padaku sembari menceritakan berbagai pengalaman yang kau dapatkan di tempat baru. Aku akan terus menanti hari itu. Hari dimana kau akan pulang, hari dimana aku dapat melihatmu, lagi.
#dear
#puisi
#senandika
#tentangkisah
#merajutkata
#kenangan
0 Response to "Manusia Sok Puitis: Eps. Terlalu Bodoh Dalam Mencintai"
Posting Komentar