My World: Anak Perempuan Pertama

EDIT BY CANVA


Anak perempuan pertama, ada yang bilang fisik dan mentalnya harus sekuat baja, serta bahunya setebal dan sekokoh tembok Cina. Dalam hal ini, semua hanyalah ilustrasi yang dimaksudkan karena anak perempuan pertama menanggung tanggung jawab yang besar. Selain berkewajiban untuk berbakti pada kedua orang tua dengan menyukupi segala kebutuhan mereka, anak pertama juga memiliki tanggung jawab terhadap adik-adiknya.

Anak pertama selalu dijadikan panutan untuk adik-adiknya, anak pertama harus bisa memberi contoh yang baik bagi adik-adiknya. Tidak jarang beberapa orang tua memaksakan seorang anak pertama sebagai role model yang harus dicontoh adik-adiknya. Sebab itulah anak pertama dituntut untuk serba bisa, selain harus sering mengalah, ia juga harus bisa menyelesaikan urusannya sendirian. 

Banyak keluh kesah tentang menjadi anak pertama, terlebih anak pertama perempuan. Dimana perempuan yang terlahir memiliki fisik yang lemah dan suka bermanja ria ini, ia dipaksa harus bisa berkamuflase di segala tempat. Sering kali ia dipaksa untuk tetap kuat padahal hati sudah merintih sakit. Ia juga dipaksa untuk terus tersenyum padahal wajah sudah begitu mendung menahan derai air mata. Namun, begitulah anak perempuan, selemah dan serapuh apapun dia tetap harus menjadi sosok manusia yang dipaksa kuat oleh keadaan.

Pada dasarnya setiap anak, baik itu anak pertama, anak tengah atau anak bungsu mereka memikul beban masing-masing. Mungkin sebagian anak tidak merasakan segala kesulitan yang dialami anak lain, tetapi ada juga yang mungkin berbeda situasi yang harus dihadapi. Sebab, semua kembali pada cara orang tua dalam mendidik anaknya. 

Pendidikan orang tua memiliki peranan penting bagi tumbuh kembang seorang anak, bukan hanya fisik tetapi mental anak juga harus dijaga kesehatannya. Terlebih ketika anak itu memiliki hubungan persaudaraan, orang tua harus memberikan kasih sayang yang adil pada anak-anaknya, agar anak tidak merasa dirinya dibanding-bandingkan dengan saudaranya.

Entah anak itu laki-laki atau perempuan ia tetap sama-sama memiliki kewajiban, kewajiban agar berbakti pada kedua orang tua, kewajiban untuk bisa membantu orang tua ketika memang orang tua sudah tidak mampu. 

"Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik."

(Q.S. Al-Isra': 23)

Dalam ayat lain juga disebutkan:

"Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu."

(Q.S. Luqman: 14)

Semua hal yang diceritakan di atas memang tidak hanya membahas keluhan mengenai anak perempuan pertama. Sebab, menjadi seorang anak entah pertama, anak tengah atau bungsu, laki-laki atau perempuan sejauh ini mereka punya keluhan masing-masing. Terlepas dari semua itu, seorang anak tetap akan menjadi anak yang harus berbakti pada kedua orang tuanya.

Keluh kesah yang ada dalam kehidupan anak pertama, anak tengah atau bungsu adalah kisah perjalanan hidup yang harus dihadapi masing-masing. Selain itu, pola asuh orang tua terhadap anak-anak memegang peranan penting dalam menjaga kewarasan mereka. 

Subscribe to receive free email updates:

2 Responses to "My World: Anak Perempuan Pertama"

  1. Saya juga anak perempuan pertama, terkadang ada sesuatu yang sulit dijelaskan berasa nyez dalam hati.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggak bisa hanya diungkapkan dengan kata-kata ya Bu.. 😖

      Hapus