Jadilah Pembicara Yang Baik

Edit by: canva


Pernahkah kamu merasa sakit hati sebab perkataan yang tidak mengenakan dari orang lain? Atau mungkin, kamu sendiri yang sering melontarkan perkataan yang kurang mengenakan pada orang lain? 

Terkadang, tidak semua maksud dari perkataan kita dapat dimengerti oleh orang lain. Mungkin, bisa jadi tujuan kita hanya untuk bercanda, tapi malah menyakiti hati lawan bicara kita. Bercanda itu sewajarnya, tapi perhatikan kalimat yang baik saat kita mengucapkannya. Karena, kita tidak tahu setiap suasana hati seseorang sedang berada pada kondisi seperti apa.

Kita seringkali mendengar atau membaca penggalan hadits, "Berkata yang baik atau diam". Mungkin ini salah satu bentuk dari upaya kita untuk menjaga perasaan orang lain. Sebab tajamnya lontaran kata dapat mematahkan hati orang lain. Kamu sendiripun tidak ingin jika orang lain mengatakan hal yang buruk padamu. Lantas mengapa, kamu tidak memilah perkataan yang baik yang pantas untuk kamu ucapkan pada orang lain? 

Di tengah gempuran pergaulan bebas dan arus globalisasi, seringkali kita mendengar bahasa-bahasa gaul atau kadang bahasa-bahasa hewan yang sekarang sudah menjadi hal yang umum diucapkan orang-orang. Menurutmu apa ucapan seperti itu pantas untuk diucapkan? Misalnya, anjir, anjing, babi, anying, goblok dan sebagainya. Perkataan yang bahkan penulis tidak sanggup untuk menulisnya. Bagi penulis sendiri perkataan semacam ini bukanlah perkataan yang mencerminkan akhlak yang baik. Sebab, kita manusia yang diberi akal, maka kita bisa membedakan mana perkataan yang baik untuk diucapkan dan perkataan buruk yang tidak pantas untuk diucapkan. 

Terkadang orang yang sudah terbiasa, akan mudah sekali untuk mengucapkannya. Tapi bagi beberapa orang, kata itu terdengar risih di telinganya. Seringkali orang ini justru dihujat karena ketinggalan zaman, katanya. Atau mungkin orang ini juga dianggap sok suci, katanya.

Pergaulan sekarang memang begitu miris. Yang minoritas selalu ditindas. Yang berbeda dianggap sok suci dan sejenisnya. Seperti tidak pacaran, tidak merokok, tidak nongkrong dan lain sebagainya.

Menyikapi pergaulan yang semakin bebas sekarang ini. Kita memang dituntut untuk bisa memilah lingkaran pertemanan yang baik. Kita juga tidak perlu takut untuk meninggalkan lingkaran pertemanan yang tidak baik. Karena orang-orang yang baik akan sangat menjaga dirinya, lisannya, perbuatannya, dan segala hal yang ada pada dirinya agar tidak menyakiti orang lain. Karena ini merupakan salah satu bentuk menjaga hubungan baik antar sesama manusia (Hablum minannas).


"Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan kalimat tanpa dipikirkan terlebih dahulu, dan karenanya dia terjatuh ke dalam neraka sejauh antara timur dan barat.” (HR. Muslim no. 2988)



Wallahu a'lam Bishshowab

.

.

Mohon maaf atas segala khilaf dan jika ada yang keliru mohon dikritik dan saran yang membangun..


#pergaulan #toxic #berkatabaikataudiam #menjagalisan


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Jadilah Pembicara Yang Baik"

Posting Komentar