Manusia Sok Puitis: Eps. Haruskah Aku Ucapkan Selamat?

EDIT BY CANVA


Malam minggu enaknya ngapain ya buat para jomblo? 
Bagi kita para jomblo rutinitas tiap malam minggu adalah ngehalu. Membayangkan masih bersama seseorang, mengenang dan merindukan seseorang yang tidak bisa disebut sebagai apa-apa.

Seseorang yang sudah lenyap dari kamus yang bernama "kenangan." Kamus itu mungkin sekarang sudah usang dan berganti judul menjadi "cerita masa lalu", hehehe. 

Sebuah Puisi ini dipersembahkan untuk para perindu di luar sana. Ingat ya, cuma untuk dikenang bukan untuk diharap kembali kedatangannya.. Upss.. 

Haruskah Aku Ucapkan Selamat?

Semenjak kau memutuskan bersamanya, aku seperti orang yang kehilangan arah.
Aku berjalan dalam kehampaan dan tangis yang pecah.
Aku tidak berdaya. Untuk memintamu memilihku ketimbang dia..
Aku tidak berdaya. Untuk berkata bahwa aku menunggumu sangat lama..
Berharap kau akan kembali dengan hati yang sama. Rasa yang sama.

Lidahku kelu, aku tak mampu berkata-kata saat dengan lantang kau ucapkan janji suci untuk dia.
Untuk orang yang kau pilih sebagai pendamping sehidup sesurga.

Tubuhku lunglai.
Aku lemas dan terkulai.
Aku semakin mati oleh perasaan.
Aku hidup tapi hatiku telah mati.
Bersamaan dengan hatimu yang kau berikan untuk dia.

Aku gemetar.
Hatiku sesak.
Jantungku berhenti berdetak.
Saat ku tatap tawamu bersama dia.
Saat ku tatap tanganmu membelai lembut kepalanya seraya mengucap doa.

Aku semakin hilang kesadaran.
Aku semakin tersesat dalam jurang penyesalan.
Saat kudapati dirimu tengah bergandengan tangan.
Saat kudapati dirimu menghabiskan waktu bersama.
Dengan dia...

Aku terlalu naif.
Aku terlalu bodoh.
Untuk melewatkan waktu hanya untuk menunggumu yang tak pernah kembali.
Untuk menghabiskan waktu hanya untuk merindukanmu yang tak pernah ada rasa rindu yang sama dalam dirimu.

Aku ingin menangis diantara derasnya hujan. 
Agar kamu tidak tahu bahwa air mataku sedang menetes.
Aku ingin berlari diantara kencangnya hembusan angin.
Agar kamu tidak tahu bahwa aku sedang menjerit menahan tangis.

Hanya butuh waktu beberapa saat untuk mengenalmu.
Hanya butuh waktu beberapa hari untuk bisa menjadi lebih dekat denganmu.
Tapi aku akan butuh waktu seumur hidup untuk bisa melupakanmu.
Karenamu, aku berusaha untuk tetap tegar.
Meski kenyataan pahit telah membuatku mengalah.
Karenamu, aku berusaha untuk tetap tersenyum.
Meski air mata tidak sanggup lagi untuk dibendung

Aku rindu... 
Menatap wajahmu yang lembut nan syahdu.
Mendengar setiap ocehanmu yang selalu aku tunggu.
Karenamu, setiap sajak puisiku menjadi lebih berkesan.
Karenamu, aku punya alasan untuk bisa membagi semua perasaan lewat tulisan.
Karenamu, aku telah sampai pada puncak pengorbanan.
Dimana aku harus ikhlas melepasmu meski hatiku meronta tidak mengizinkan.

Aku rindu... 
Kamu yang selalu mengerti tanpa aku katakan.
Kamu yang selalu mengikuti tanpa aku inginkan.
Kamu yang selalu menjadi pendengar terbaik dari setiap duka yang aku rasakan.
Sebenarnya kamu siapa, bahkan hadirmu lebih dari sekadar bayang-bayang. 

Tanpamu... 
Aku hilang tak tahu arah jalan.
Aku hidup tapi hatiku tidak bertuan.
Aku tersenyum saat kamu bahagia bersama kekasih pilihan.
Bukan karena aku turut senang, melainkan aku yang tengah menertawakan diriku sendiri.

Bukankah aku begitu lugu? 
Bukankah kisah cinta ini lebih lucu dari sekadar drama komedi? 
Bukankah perjalanan cinta ini lebih rumit dari sekadar naik turun gunung?
Atau bahkan kisah cinta ini jauh lebih sesak dari keramaian kota? 
Aku bahkan tak tahu harus menggambarkannya seperti apa. 
Lalu, menurutmu apa yang tepat untuk menamakannya? 

Haruskah aku ucapkan selamat? 
Selamat atas bahagiamu. 
Selamat atas duka dan luka yang aku dapatkan sepanjang sisa hidupku.

Haruskah aku ucapkan selamat? 
Selamat atas keberhasilanmu melupakanku. 
Selamat atas kegagalanku dalam memperjuangkanmu. 

Selamat untukmu dan selamat untukku.
Karena kita tak akan pernah kembali bertemu. 
Cukup ruang masa lalu itu yang menjadi akhir dari temu.

Subscribe to receive free email updates:

4 Responses to "Manusia Sok Puitis: Eps. Haruskah Aku Ucapkan Selamat? "

  1. wah semoga selamat sampai akhir, jangan kaya lagunya Juicy Luicy ya ka, yg judulnya sialan. udah berusaha move on dengan perjuangan melupakan sekuat tenaga, eh pas sudah berhasil ketemu mantan lagi dan kembali jatuh cinta. wkwkw

    BalasHapus
  2. Keren banget puisinya. Semoga malam minggunya nggak kelabu.

    BalasHapus