Cerbung Fantasi: Kembali Ke Masalalu (Part 5)
![]() |
Edit by: Canva |
Part 5 Tanpamu Aku Bisa Apa?
Mayra masih memandangi seisi jalanan raya. Matanya menatap jauh di antara bangunan-bangunan kota. Ia teringat bahwa mungkin semua ini terjadi berawal dari tukang pos itu. Tukang pos yang biasa Mayra panggil, Pak Willi. Kalau saja Pak Willi tidak memberikan informasi terkait ayahnya mungkin hal ini tidak akan menimpa dirinya. Ia benar-benar merasa takut jika ia tidak bisa kembali ke masa semula. Bagaimana dengan keadaan neneknya nanti? Bagaimana dengan sekolahnya? Bagaimana dengan hidupnya yang tidak punya siapapun selain Aska yang bisa dipercaya saat ini?
Tiba-tiba seseorang datang menepuk pundak Mayra, ia langsung menoleh dengan cepat.
"Nih minumnya!" seru Aska sambil mengulurkan botol air mineral ke arah Mayra.
"Makasih."
Beberapa saat mereka sibuk dengan isi pikiran masing-masing, hening, hanya terdengar riuhnya suara kendaraan yang hilir mudik di jalan. Terkadang suara klakson mobil dan sepeda motor saling bersahutan mencipta kebisingan pada gendang telinga. Namun, mereka tetap bergeming dan asyik dengan isi pikiran masing-masing.
"Apa aku bisa kembali ke masalalu?" keluh Mayra matanya masih menatap tajam di antara bangunan-bangunan kota.
Aska melirik ke arahnya sekilas, "Sebenarnya, aku sedikit nggak percaya kalau kamu dari dunia masa depan. Tapi setelah aku tau kalau ayahku punya jam ajaib itu rasanya itu mungkin saja memang terjadi."
"Kamu tau alasan kenapa aku tiba-tiba ada disini?" tanya Mayra, kini mereka saling bertatapan, Aska menggeleng tidak tahu.
"Seorang tukang pos bilang katanya, kisah kematian ayahku bisa aku dapatkan dari beberapa kiriman paket yang aku terima di kantor pos. Aku tanpa pikir panjang meninggalkan nenekku seorang diri, menerjang cuaca angin yang kencang sekalipun, aku nggak peduli. Yang saat itu aku pikirkan, aku hanya ingin segera tau kenapa ayahku meninggal," jelas Mayra dengan nada sendu. Aska mulai sedikit merasa iba, ia memandangi Mayra dengan perasaan simpati.
"Tunggu sebentar! Seharusnya tukang pos itu yang datang langsung ke rumah kamu, dia kan mau antar paket, kenapa kamu yang ke kantor?" kata Aska menyela.
"Ya ampun! Kok aku baru kepikiran?" ucap Mayra terperanjat dari tempat duduknya.
"Kalau menurutku sepertinya semua ini memang sudah direncanakan oleh seseorang. Kamu merasa ada hal aneh selain tukang pos?" tanya Aska.
"Banyak! Pertama aku dibuntuti pria berbaju hitam dari belakang, sampai akhirnya aku ketemu kakek-kakek di depan rumah tua yang sudah usang, persis seperti rumah kamu."
"Itu artinya rumah aku ada keterkaitan sama kejadian yang menimpa kamu?"
"Beberapa menit setelah aku masuk rumah kamu, tiba-tiba ada sebercak cahaya putih menyilaukan mata, aku pikir itu karena sinar matahari atau apa tapi setelah itu, keadaan di luar rumah berubah dalam sekejap."
"Aku jadi penasaran, tentang kisah ayah kamu. Mungkin, itu juga saling terkait."
"Aku juga berpikir begitu, tapi bagaimana caranya aku bisa keluar dari sini?"
"Aaargggh! Aku nggak tau," jawab Aska sambil mengacak rambutnya kesal.
"Kamu kenapa?" tanya Mayra merasa khawatir.
"Kepalaku sakit, kayaknya terlalu lama di bawah sinar matahari jadi begini," keluh Aska.
"Ya sudah ayok, kita pulang ke rumah kamu!" ajak Mayra.
"Tapi jamnya?"
"Nggak usah khawatir! Nanti kita cari lagi."
Aska dan Mayra berjalan beriringan untuk pulang.
***
Setelah beberapa saat mereka berdua sampai di depan rumah. Rumah tua yang menjadi penyebab Mayra masuk ke dunia masalalu. Mayra tampak ragu melangkahkan kakinya, ia takut nanti akan terjadi hal yang serupa, kejadian itu masih sangat membekas di hati Mayra.
"Ayok masuk!" perintah Aska sambil melihat ke arah Mayra yang masih mematung di belakangnya.
"Takut!" jawab Mayra.
"Kalaupun nanti ada sesuatu yang berubah siapa tau kamu bisa pulang ke masa depan kamu setelah masuk," kata Aska.
"Kamu benar! Bisa jadi pintu rumah ini adalah jalan buat aku pulang, tapi kalau aku pulang, aku nggak akan tau penyebab kematian ayahku."
"Pikirkan setelah kamu mencobanya!" ucap Aska sambil mengulurkan tangannya supaya diraih Mayra yang ragu untuk masuk.
Mayra menerima uluran tangan Aska, layaknya seseorang yang mau menyeberangi jalan Mayra menggenggam erat tangan Aska takut terlepaskan. Satu langkah, dua langkah dan....
"Braakkkk!" pintu tertutup begitu saja. Menambah kesan horor tiba-tiba angin kencang datang menerjang, mengibaskan seisi rumah, membuatnya menjadi berantakan.
"Aska ada apa?" teriak Mayra sambil menutup kedua matanya dengan tangan kirinya karena tangan kanannya masih menggenggam tangan Aska. Beberapa saat angin kencang itu berhenti.
"Kamu nggak papa kan?" tanya Aska memastikan Mayra aman dan baik-baik saja.
"Ya, aku nggak papa. Tadi itu apa?"
"Aku juga nggak tau, kenapa setelah kamu masuk seperti ada yang berbeda di rumah ini?"
"Kamu tanya aku?"
"Bukan begitu, tapi aku heran aja sebenarnya kamu itu siapa?"
"Aku Mayra, Aska!"
"Aku tau! Tapi bukan itu maksud aku," kata Aska berdecak kesal, di tengah perdebatan mereka, tiba-tiba pria tinggi berbadan kekar muncul di tangga lantai dua. Tepat berdiri di hadapan mereka, Mayra semakin merasa takut ternyata ayah Aska jauh lebih seram di situasi seperti ini.
"Itu ayahku," ucap Aska dengan suara berbisik.
"Ayah kamu dulu petinju ya? Badannya kokoh banget kayak pohon beringin," tanya Mayra, selera humornya mendadak muncul untuk melawan rasa takutnya sendiri.
Bersambung...
.
Terima kasih ^_^
0 Response to "Cerbung Fantasi: Kembali Ke Masalalu (Part 5)"
Posting Komentar