Dari Dee Saya Belajar
![]() |
Edit By: Canva |
Dari Dee Saya Belajar...
Siapa yang tidak kenal dengan sosok penulis legendaris Dewi Lestari Simangunsong atau yang biasa dikenal Dee Lestari. Beliau lahir pada 20 Januari 1976. Seorang wanita yang dulunya adalah personil dari anggota trio vokalis Rida Sita Dewi, siapa sangka kalau saat ini ia lebih dikenal sebagai sosok penulis yang memiliki segudang prestasi.
Dee Lestari adalah seorang sarjana Ilmu Politik dari FISIP Universitas Parahyangan Bandung dengan jurusan Hubungan Internasional. Sebelum memulai debut menulisnya beliau adalah seorang penyanyi, dan dari sumber artikel yang saya baca bahwa beliau pernah menjadi backing vokal Iwa K, Chrisye, dan Java Jive.
Begitu banyak karya yang beliau terbitkan, dan buku pertama yang beliau rilis yaitu "Supernova 1: Kesatria, Putri dan Bintang Jatuh", telah menarik perhatian saya karena tepat pada perilisan karya beliau ini saya dilahirkan. Buku ini cukup menarik perhatian saya, namun dalam waktu yang singkat demi memenuhi tugas tantangan menulis yang hanya beberapa hari saja rasanya tidak cukup bagi saya untuk bisa menikmati karya beliau tersebut.
Siapa sangka, bahwa saya sebelumnya belum pernah mengenal sosok beliau, seorang penulis hebat dengan karya yang fenomenal. Selama ini saya suka menulis tapi hanya sedikit nama-nama seorang penulis yang saya ketahui, dan saya merasa malu karena belum mengenal sosok Dee Lestari sejak dulu. Namun, pada akhirnya dari sini saya bisa mengenal sosok Dee Lestari dengan berbagai karyanya.
Salah satu karya beliau yang saya baca dalam waktu yang singkat ini yaitu buku yang berjudul "Madre". Buku ini menarik perhatian saya bukan karena judulnya, tapi lebih kepada jumlah halamannya yang sedikit sehingga membuat saya yakin saya bisa membaca buku ini sampai selesai dalam waktu yang singkat.
Dari buku ini, saya semakin penasaran seperti apa sosok Dee Lestari itu. Buku ini benar-benar sukses membuat saya sangat terinspirasi dengan sosok Dee Lestari. Beliau seorang wanita tapi dalam bukunya yang berjudul Madre ini seolah-olah mengisyaratkan bahwa beliau adalah seorang pemuda yang sedang bercerita tentang dirinya sendiri. Bagaimana tidak membuat saya terinspirasi karena saya seseorang yang biasa menulis kisah tentang wanita, itu sebabnya saya lebih terbiasa menggunakan sudut pandang wanita dalam berbagai tulisan yang saya buat. Saya pernah mencoba memakai sudut pandang seorang pemuda tapi tidak seperti beliau yang sukses membuat pembaca menikmati setiap kalimatnya.
Buku yang berjudul "Madre" sekaligus menjadi perkenalan awal saya dengan sosok Dee Lestari. Buku ini menceritakan pemuda Bali yang mempunyai silsilah keluarga dengan adonan roti. Setiap isi dalam bukunya sukses membuat saya berpikir keras sekaligus tidak menyangka tentang proses pembuatan bibit roti yang sangat unik dan ini pertama kali saya tahu. Saya tidak tahu bagaimana beliau bisa menceritakan kisah Madre secara jelas dan nyata dan lagi-lagi saya merasa terbius oleh tulisan beliau itu.
Dari tulisan Dee Lestari saya belajar banyak hal. Dalam bukunya tersebut juga diterangkan bahwa baginya hadiah terbesar seorang penulis adalah ketika karyanya dapat menyentuh bahkan mengubah hidup pembacanya. Dari sini saya mencoba untuk memahami, bagaimana caranya menjadi seorang penulis yang karyanya bisa mengubah hidup pembaca. Mungkin ini merupakan tantangan berat, terlebih bagi saya yang hanya seorang penulis amatir yang baru mengenal dunia kepenulisan. Jadi, jangankan berharap karya saya bisa mengubah pembaca, yang saya harap saat ini hanya bagaimana agar tulisan saya bisa dinikmati oleh pembaca.
Tapi seperti yang beliau katakan, bahwa "Menulis adalah cara terbaik mengabadikan gagasan, kata per-kata, babak per-babak, menulis merupakan jembatan terkaya untuk menghidupkan imajinasi. Sama halnya seperti ilmu dan seni, menulis yang baik bisa kita pelajari dan latih sepanjang hayat. Tidak mudah tapi bisa kita pelajari".
Dari Dee saya belajar, bahwa menulis yang baik bukan hal yang instan hanya karena pengalaman dan kebiasaan, tapi juga karena kita pelajari dan latih terus sampai sepanjang hayat.
Jadi menurut saya, semua orang bisa menjadi penulis, karena semua orang adalah tokoh utama dalam kisah hidupnya. Semua orang bisa menulis tapi tidak semua orang bisa konsisten menulis. Semua orang bisa menulis, tapi tidak semua orang mau belajar tentang menulis. Jadi bukan hanya gelar penulis yang dapat diraih tetapi juga bagaimana kita bisa bermanfaat untuk banyak orang dari tulisan yang kita buat.
Terima kasih^_^
0 Response to "Dari Dee Saya Belajar"
Posting Komentar