Cerbung Fantasi: Kembali Ke Masalalu (Part 4)
![]() |
Edit By: canva |
Part 4: Jam Ajaib
Mayra dan Aska masih berusaha mencari jam tangan di antara semak-semak. Mayra merasa heran sepenting apa jam itu bagi ayah Aska, sampai tega memarahi anaknya sendiri hanya karena sebuah jam. Karena terpaksa dan butuh tempat tinggal Mayra hanya bisa menuruti permintaan Aska untuk membantunya mencari jam tangan yang hilang. Bagaikan mencari jarum ditumpukkan jerami, Mayra dan Aska mulai putus asa.
"Aku bingung, kenapa kita cari jam tangan ayahmu disini terus? Memangnya nggak ada kemungkinan jatuh di tempat lain?" tanya Mayra sambil menghentakkan kakinya gusar.
"Terakhir turun dari taxi disini aku membawakan tas ayahku keluar mobil, jam nya masih ada, tapi waktu sampai di rumah sudah nggak ada," jawab Aska sambil mengingat-ingat.
"Itu artinya masih belum pasti jatuh disini?"
"Aku juga nggak tau,"
"Jam nya itu seperti apa? Besar atau kecil? Warnanya apa?"
"Jam nya seperti ukuran jam tangan laki-laki, warnanya silver,"
"Kalau nggak ketemu mending kamu beliin yang baru," kata Mayra.
"Nggak bisa! Itu bukan sembarang jam biasa," jelas Aska sambil menatap Mayra lekat-lekat. Mayra menatap wajah Aska yang masih dengan raut kepanikan.
"Emang itu jam apa?"
"Jam ajaib,"
Tiba-tiba Mayra tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban dari Aska, ia tidak menyangka kalau hal magic seperti itu ternyata ada di dunia nyata. Nyata? Bukankah sekarang Mayra berada di masalalu nya? Mayra mulai terdiam.
"Woy!!! Malah bengong ayok bantu cari!" teriak Aska mengejutkan Mayra di tengah lamunannya.
"Kalau itu jam ajaib, aku ingin nanti kamu kembalikan aku ke duniaku semula," kata Mayra, Aska melirik ke arah Mayra.
"Maksud kamu, kamu bukan dari masa sekarang? Jadi kamu dari masa kapan? Masa penjajahan? Masa Purba? Masa depan?"
"Kalau sekarang tahun 2008 itu artinya duniaku yang asli adalah 15 tahun yang akan datang,"
"Woww! Ternyata benar kata ayahku, jam itu memang ajaib"
"Memangnya kedatanganku dari masa depan ada kaitannya dengan jam itu?" tanya Mayra kali ini mereka berdua jongkok saling berhadapan di antara semak-semak.
"Aku nggak yakin, tapi sepertinya ayahku bisa membantu, tapi ayahku ini cukup terobsesi orangnya aku khawatir nanti..." belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Mayra tiba-tiba berteriak histeris.
"Ulaarrr!!!" ucap Mayra keras, Aska terjungkal ke belakang saking terkejutnya, sedangkan Mayra lari menjauh tanpa melihat apa yang menimpa Aska.
"Woyyy tunggu!" kata Aska berusaha mengejar.
***
Mayra dan Aska mulai kelelahaan setelah berlarian, nafas mereka terengah-engah dan mulai merasa kehausan. Hari mulai petang, tapi apa yang mereka cari belum juga di dapatkan.
"Aku mau nyerah aja lah, susah banget cari jam tangannya, coba aja kalau di jam itu sudah terpasang GPS pasti lebih mudah buat dicari," keluh Mayra.
"Tunggu sebentar ya, aku belikan minum di minimarket depan," kata Aska, Mayra mengangguk mengiyakan. Sembari menunggu Aska, Mayra duduk di pinggiran taman dekat jalan.
Seisi jalanan tidak seperti dulu, Mayra mulai merindukan suasana dunia yang sesungguhnya. Ia bahkan teringat tentang wajah neneknya yang penuh rasa khawatir ketika mengizinkan ia pergi disaat cuaca yang begitu buruk. Mungkin, ini adalah firasat yang dirasakan nenek sebelum ia melangkah keluar rumah. Mayra teringat kenapa ia dengan terpaksa keluar rumah disaat cuaca seperti itu. Saat itu Mayra mendapat panggilan dari kantor pos karena mendapat sebuah kiriman paket dari seseorang atas nama ayahnya. Petugas pos mengatakan bahwa dalam paket itu berisi rahasia kematian ayahnya. Tanpa pikir panjang akhirnya Mayra memberanikan diri menerjang cuaca extrem untuk pergi ke kantor pos, tapi justru yang ia dapat malah peristiwa menyedihkan seperti ini. Ia bahkan tidak diakui oleh ayahnya di dunia ini, tempat tinggal pun ia tidak punya, satu-satunya yang bisa menjadi harapan hanya Aska, berharap Aska yang akan membantunya untuk keluar dari masalalu dan kembali ke masa semula.
Bersambung...
.
Terima kasih ^_^
0 Response to "Cerbung Fantasi: Kembali Ke Masalalu (Part 4)"
Posting Komentar