Kejatuhan Cicak

 

Edit by: canva

Cicak, hewan yang merayap di dinding dan termasuk dalam kategori hewan jenis reptil yang keberadaannya hampir ada di setiap rumah. Bagi sebagian orang yang terbiasa dengan cicak mereka mungkin akan bersikap biasa-biasa saja apalagi kalau di beberapa titik saat menyapu lantai atau membereskan rumah tidak jarang ada benda hitam panjang dan bertitik putih yang baunya maa syaa Allah sampai membekas di hati, apalagi kalau bukan kotoran cicak namanya. Selain di beberapa titik terkadang kotoran itu jatuh dari atap langit langsung terjun bebas ke atas kepala bagaikan tertimpa rezeki nomplok kita malah mengumpat dan mengeluh sendiri karenanya. Kadang heran, kenapa cicak lebih suka menjatuhkan kotorannya ke atas kepala manusia daripada kepalanya sendiri, eh bukan gitu ya konsepnya.

Beberapa artikel membahas tentang mitos kejatuhan cicak entah di kepala, tangan, atau di bagian manapun dari anggota tubuh. Tapi kali ini saya tidak membahas mitos tersebut, kali ini saya hanya ingin sedikit berbagi tentang pengalaman yang jika dilupakan rasanya tidak mungkin, karena sejak hari itu saya menjadi orang yang paling menghindari yang namanya cicak.

Dulu, pernah suatu hari dimana saya begitu biasa-biasa saja dengan cicak, karena mungkin bagi saya cicak sama seperti hewan lain, dia juga butuh makan. Oleh karena itu, setiap saat saya hendak makan dan kebetulan cicak selalu datang menghampiri seolah membaca alarm waktu makan di jam yang sama. Tanpa ragu saya memberi beberapa biji nasi untuk cicak itu dan dia langsung lari secepat cicak (kilat maksudnya). Sejak hari itu, saya menjadi rutin memberi makan cicak setiap kali saya ingin makan. 

Tapi siapa sangka, suatu hari saat bulan Ramadhan, saya pergi ke Mushollah terdekat untuk ikut berjama'ah shalat Tasbih. Shalat dimulai pukul 00.30 WIB, dengan keadaan lampu dimatikan agar setiap orang bisa khusyu' dalam shalatnya. Rakaat pertama selesai, tibalah rakaat kedua dan hampir hendak sujud saya merasa ada sesuatu yang melintas tapi karena keadaan gelap saya tidak terlalu peduli dengan hal itu. Sampai pada posisi sedang sujud, tangan saya seperti merasakan getaran jantung dug-dug-dug dan juga terkesan ada sensasi kenyal yang mengganjal jari jemari, persis sekali seperti saat tangan di dekatkan ke dada pasti ada getaran dari jantung yang berdetak. Jari saya bergerak naik turun karena getaran itu, tapi karena posisi saya yang masih dalam keadaan shalat dan sedang sujud jadi ya sudah mungkin itu hanya firasat belaka.

Beberapa saat kemudian shalat selesai, lampu kembali dinyalakan, dan betapa terkejutnya saat mukena saya disingkap, cicaaaakkkkkk. Hampir saja saya melompat-lompat saking takutnya. Sejak itu saya menyadari bahwa detak jantung itu adalah milik cicak, sejak hari itu pula saya tidak pernah lupa dengan tekstur kulit cicak yang tidak pernah saya sentuh sebelumnya, dan setiap kali mengingatnya rasanya seperti ingin muntah saking jijiknya. Jengkel, takut, dan jijik tapi cicak itu malah hilang begitu saja.

Setelah hari itu, setiap kali melihat cicak kegelian itu masih terus terlintas, terkadang tiba-tiba terasa sensasi kulit cicak yang kasar tapi kenyal. Seolah menjadi paling anti dengan cicak setiap kali ada cicak saya lebih memilih menutup mata, mengusirnya, atau bersikap seolah-olah dia tidak ada. Mungkin selebihnya kejatuhan cicak yang lebih sering saya alami adalah kotorannya yang pernah hinggap ke rambut bagaikan tersiram merk shampo terbaru yang limited di pasaran. 

Berbagai peristiwa kejatuhan cicak mungkin banyak dialami banyak orang. Dan itu memang berkesan, tapi lebih kepada kesan yang buruk bagi saya pribadi. Tapi balik lagi, cicak juga tidak sepenuhnya bersalah, karena memang begitulah kondisinya. Jadi saling toleransi saja dengan cicak, apalagi kalau sudah menyiapkan makan lalu kejatuhan meses hitam putih bersyukur saja mungkin cicak lagi sedekah. Atau barangkali kalau meses itu jatuh di atas buku, cicak sedang mengukir kaligrafi abstrak untuk menambah estetik. Hehehe.



.

Terima kasih^_^

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kejatuhan Cicak"

Posting Komentar