Cerbung: Kekasih Pilihan (Part 2)
![]() |
edit by: canva |
Part 2
Masih dengan pertanyaan yang belum terjawab aku langsung pergi keluar toko menunggu Ari yang begitu bersemangat hanya karena sebuah buku. Aku memainkan ponselku karena merasa bosan. Tidak lama kemudian Ari keluar dengan wajah berseri dan penuh senyum. Ari terlihat sangat bahagia.
"Kamu mau ditraktir apa Nad?" tanya Ari padaku.
"Tidak jadi, aku mau pulang saja," jawabku sedikit ketus. Ari menyadari itu dan langsung menarik ujung kerudungku yang terselempang ke atas bahu.
"Ngambek yaaa?" tanya Ari, aku tidak menghiraukannya karena terlalu kesal tidak biasanya Ari terlalu banyak rahasia. "Ada film bagus di bioskop kamu mau nonton?" Lanjut Ari, aku langsung bersemangat mendengarnya, karena menonton bioskop adalah kesukaanku.
"Ayo!" kataku bersemangat.
"Giliran bahas nonton langsung semangat 45," ejek Ari aku hanya menimpalinya dengan senyuman.
Kami langsung menuju bioskop tempat kami berlima biasa menonton, tapi kali ini hanya aku dan Ari yang menonton karena kebetulan Arman, Fatur dan Irham sibuk dengan ekstrakulikulernya masing-masing walaupun mereka sudah kelas 12 tapi mereka masih aktif mengisi kegiatan.
Aku duduk disamping Ari yang fokus ke arah layar lebar, aku melihatnya sekilas dengan tatapan yang sulit diartikan. "Seandainya aku bisa lebih berani untuk mengatakan bahwa aku menyukaimu," pekikku dalam hati tapi ternyata itu hanya sebuah mimpi. Aku tidak menyangka karena ditengah film aku tertidur dengan pulasnya dibahu Ari, tapi rasanya aku tidak ingin segera beranjak dari sana, aku masih dengan mata yang terpejam hampir membuka mata tapi kemudian Ari terkejut karena filmnya, ia spontan menggenggam telapak tanganku dengan erat seketika jantungku berdetak lebih cepat, apa Ari bisa mendengar suara detak jantungku? Aku pun dengan sigap terbangun berusaha duduk dengan tegak sembari berusaha tidak tahu apa-apa, sedangkan Ari yang masih menikmati filmnya mungkin tidak menyadari kalau tangannya masih menggenggam tanganku. Aku ingin melepaskannya tapi Ari semakin menggenggamnya dengan erat seolah tidak ingin terlepas dariku. "Apa Ari juga menyukaiku?" batinku terus berprasangka.
Film akhirnya selesai, Ari melihat ke arahku yang menatap fokus ke layar lebar. "Seru kan filmnya?" tanya Ari aku hanya menoleh sekilas sambil tersenyum ada perasaan yang tidak karuan yang sedang aku tahan, tapi Ari masih belum melepaskan tangannya.
"Yuk pulang!" kata Ari sambil menarik tanganku, aku langsung berdiri dan berjalan disampingnya, aku melihat tangan Ari yang masih menggenggamku dengan erat, aku tersipu saat orang-orang melihat ke arah kami berdua mungkin bagi mereka kami adalah pasangan tapi nyatanya tidak demikian.
"Eh itu ada es krim!" kata Ari bersemangat membuyarkanku dari lamunan, tanganku akhirnya terlepas dari genggaman Ari, aku melihatnya yang berlari kecil ke kedai es krim sembari menunggunya.
"Nih Nad es krim mochaccino favorit kamu," kata Ari sembari mengulurkan es krim ke arahku, aku tersenyum sambil mengangguk. Kami berdua menghabiskan es krim di tempat.
Sambil terus berfikir aku mulai merasa kalau saat ini adalah waktu yang tepat untuk menanyakan soal kejadian tadi, apa Ari juga menyukaiku? Sebuah pertanyaan yang terus mengisi otak kepala yang dangkal ini.
Sambil berusaha memberanikan diri dan menurunkan ego aku mulai membuka pembicaraan, "Ari..." kataku belum selesai Ari langsung menyela.
"Makasih ya hari ini sudah menemani dari beli buku sampai ke bioskop, tapi sepertinya kedepannya kita tidak bisa seperti ini lagi," kata Ari menatapku dengan lekat akupun menatap wajahnya yang terlihat sangat berseri.
Tidak pernah aku melihat Ari sebahagia itu, haruskah aku ikut merasa bahagia sepertinya? Tapi jika bahagia itu tidak lagi bersamaku, bagaiamana aku bisa?..
Bersambung...
.
Terima kasih^_^
Tolong jangan potekkan hati pembaca, Kaak ππ
BalasHapusEh gapapa sih. Masih menunggu lanjutannya π
Makasih kak sudah sabar menungguπ€
HapusDuhhh, aku mencium aroma patah hati.
BalasHapusMenyengat banget ya kak baunya sampe kecium.. π
Hapus