Manusia Sok Puitis: Menjadi Pengagum Itu Serba Salah
![]() |
EDIT BY CANVA |
Adakah yang memilih menjadi pengagum? Jika ada, kamu mungkin akan paham dengan tulisan yang akan kubuat ini. Bagaimana sih rasanya menjadi pengagum? Kenapa memilih menjadi pengagum kalau kita bisa mengungkapkan dengan jujur? Takut ditolak? Takut dia menjauh? Yuk kita merenung sejenak...
Kenapa Memilih Menjadi Pengagum?
Dalam Islam kita dilarang keras dengan hubungan yang berstatus pacaran, dalilnya juga sudah banyak yang hafal. Yups Q.S. Al-Isra ayat 32. Kamu yang memilih mengagumi karena ingin taat dengan aturan syariat, semoga Allah istiqomahkan kamu sampai diketemukan dengan orang yang tepat. Aamiin...
Tulisan ini dimulai dari kisah seorang wanita yang lugu, dia sederhana, faham agama, karena itu juga ia memilih untuk menutupi segala gejolak yang ada dalam hatinya, terutama saat bertemu dengan seseorang yang ia suka.
Tidak ada interaksi khusus antara keduanya, dalam kebisuan, tetapi riuh bergemuruh dalam dadanya. Gejolak rasa itu selalu muncul tatkala mereka saling beradu pandang. Dengan cepat wanita itu menundukkan pandangannya, berharap gejolak itu tak membuatnya terkena serangan jantung di tempat. Terlalu berlebihan memang jika terkena serangan jantung hanya karena ditatap seseorang yang disuka. Namun, perasaan itu jelas adanya.
Seseorang yang memilih mengagumi daripada mengungkapkan bukan berarti ia adalah manusia pecundang yang takut akan penolakan, melainkan banyak sekali pertimbangan yang harus ia persiapkan, segala resiko yang harus ia hadapi dengan kenyataan. Penerimaan dan penolakan itu hal yang wajar, tetapi komitmen setelahnya adalah yang paling menentukan.
Jika perasaan itu diterima akan berlanjut seperti apa? Jika ditolak akan berakhir seperti apa?
Banyak dari wanita yang memilih diam, padahal sebenarnya ia memiliki rasa yang cukup lama telah terpendam. Wanita memang seperti itu, malu adalah mahkotanya. Meski begitu, wanita-pun tidak dilarang untuk melamar terlebih dulu, sama seperti kisah ibunda Khadijah yang melamar Rasul lebih dulu.
Tetapi wanita yang kuceritakan ini bukan Khadijah yang terkenal sebagai saudagar kaya, bukan Khadijah yang shalihah akhlak dan budi pekertinya, dia hanya wanita sederhana, tak cukup pantas rasanya jika ia memiliki keberanian seperti Khadijah. Alhasil, diam adalah pilihan satu-satunya dalam menahan rasa.
Dia bukan Fatimah yang kisah cinta dalam diamnya berbalas dengan Ali. Bukan pula kisah cinta Zulaikha dengan Yusuf. Perasaan yang masih terasa ambigu itu tidak tahu kemana akan ia bawa pergi.
Untukmu Para Pengagum Di Luar Sana
Menjadi pengagum rahasia itu serba salah.
Salah ketika marah melihat yang disuka bersama dengan yang lain.
Salah ketika cemburu melihat yang disuka lebih akrab dengan yang lain.
Salah ketika menangis diabaikan oleh orang yang disukai.
Perasaan yang tidak karuan itu terus berkecamuK dalam kepala.
Mencipta kegaduhan yang entah kapan akan selesai.
Sedangkan titik permasalahan tak kunjung usai.
Sebab, kita sendirilah yang menjadikan perasaan itu ada.
Sebab, kita sendirilah yang menjadikan kegaduhan itu tak kunjung mereda.
Kamu menyukainya, tapi lisanmu tidak mampu mengucapkannya.
Semua tindakanmu menunjukkannya, tapi lisanmu tidak mau mengakuinya.
Lalu, kisah seperti apa yang kau harapkan sebenarnya?
Terus diam dalam kebisuan, mengharapkan ia datang tanpa diundang?
Atau membiarkan dia pergi tanpa sempat kamu raih?
Lalu, apa yang seharusnya kamu pilih?
Menjadi pengagum yang tak pasti bisa memiliki?
Atau menjadi pemilik siapa yang masih belum pasti?
Semua tentang perasaan itu, jangan kamu biarkan terus mengendap dalam hati.
Hati itu berbolak-balik.
Dia yang kau sukai bisa jadi akan menjadi yang paling kamu benci.
Dia yang kau benci-pun bisa jadi akan menjadi yang paling kau sukai.
Sebab, tentang rasa itu Allah yang mengatur.
Allah yang menentukan kepada siapa hatimu akan bertemu, kepada siapa rasa itu berlabuh.
"Cintailah orang yang kau cintai dengan sewajarnya, boleh jadi suatu hari dia menjadi orang yang kau benci. Dan bencilah kepada orang yang kau benci sewajarnya, boleh jadi suatu hari dia yang kau benci menjadi orang yang kau cinta" (HR. Tirmidzi)
#edisi_writers_block
Writer's block aja sampe 500 kata🤩
BalasHapusTulisannya asal tulis aja kak ngga ada konsep hehe
HapusMengagumi tapi jangan sampai bikin sakit hati ya ... Beratt memang 😁
BalasHapusKayak beban hidup yang udah berat... Wkwkwk
Hapus