Cerbung Fantasi: Kembali Ke Masa Lalu (Part 10)
![]() |
EDIT BY CANVA |
Part 10 Yang Tidak Diinginkan
Setelah mengalami pukulan keras di kepalanya, Lutfi terbangun dan mendapati dirinya berada di ruangan yang begitu gelap. Ruangan yang minim udara itu membuat Lutfi merasa cukup sesak. Tempat itu dipenuhi berbagai perkakas benda tajam dan juga senapan angin. Lutfi menelan salivanya, ia tidak menyangka kalau hal ini akan menimpanya, Artur hanya berpura-pura menyetujuinya pergi ke kantor polisi padahal sebenarnya dia hanya berakting.
Ruangan yang berukuran 8x8 meter itu masih berlantaikan tanah persis seperti ruang bawah tanah, dindingnya pun masih berupa batu bata yang belum di cat, gelap dan terkadang tercium bau-bau aneh yang menyengat. Lutfi berulang kali melepaskan ikatan yang melilit kedua tangan dan kakinya, tapi gagal. Ia hanya bisa pasrah. Namun, kilas balik tentang Mayra anaknya yang masih kecil, ibunya yang berada jauh di kampung halaman membuatnya begitu sedih, apa yang akan terjadi pada anak dan ibunya jika ia tiada. Tiada? Lutfi langsung berpikir bahwa dia mungkin tidak akan punya kesempatan kedua.
"Artur! Keluar kamu Artur! Lepaskan saya!" teriak Lutfi keras sambil meronta-ronta di atas kursi yang di dudukinya.
"Artur keluar kamu!" teriak Lutfi lagi.
Sementara itu Artur yang sedang duduk di ruang tamu rumahnya hanya meringis tersenyum sambil memutar-mutar jam ajaib di tangannya.
Jam ajaib itu harta karun bagi Artur, jangankan Lutfi siapapun yang menghalangi jalannya akan dengan mudah ia hadapi.
Tiba-tiba panggilan telefon dari ponsel Artur berdering.
"Artur kamu punya target malam ini. Jangan lupa kamu harus melenyapkan orang itu dulu supaya dia tidak menghalangi jalan kamu!" kata seseorang di ujung telefon.
"Beres Bos!" jawab Artur kemudian menutup panggilannya.
Artur berjalan ke depan pintu yang jaraknya tidak cukup jauh dari ruang tamu. Ia menekan sebuah tombol rahasia di dalam pintu. Pintu itu memiliki ruang tersembunyi untuk menyimpan sebuah tombol. Setelah tombol ditekan, lantai rumah yang terbuat dari ubin kayu di bawah tangga langsung terbuka. Ruang bawah tanah milik Artur terhubung dengan tangga.
"Lepaskan saya!" seru Lutfi ketika melihat Artur muncul dihadapannya.
"Saya akan melepaskan anda, tapi sebelum itu saya akan melenyapkan anda terlebih dulu!"
"Kamu jangan mengancam saya! Kalau kamu berani saya tidak akan segan-segan terhadap Aska!" kecam Lutfi, walaupun sebenarnya ia hanya berniat menggertak Artur.
"Aska?"
"Ya, Aska anak kamu ada bersamaku, kalau kamu berani macam-macam mungkin Aska juga nggak akan selamat!"
"Hahaha. Terserah kamu mau apakan anak ingusan itu, saya sudah muak dengan dia! Dia bukan anak kandung saya, tapi gara-gara dia istriku meninggal!" pekik Artur tersirat dengan jelas di wajahnya yang penuh rasa dendam dan amarah.
"Saya tidak mengerti maksud kamu apa! Jadi, lepaskan saya!" titah Lutfi dengan garang, orang seperti Artur tidak bisa dilembutkan.
"Jadi, anda mau dengar cerita saya?"
"Bagi saya, kamu bukan siapa-siapa. Tapi kejahatan kamu patut buat diungkap semua orang. Ingat! Kamu punya Aska yang harus kamu urus!"
"Cuiiih!" pekik Artur meludah dengan keras. "Anak ingusan itu penyebab istri saya meninggal, kalo bukan karena terpaksa dan demi kekayaan saya nggak sudi merawat dia. Dia itu anak jalanan yang dipungut istri saya tapi semua harta warisan dia yang dapatkan, mana keadilan buat saya?" jelas Artur berhenti sejenak.
"Dua tahun lalu, anak itu mengalami gagal ginjal. Karena ginjalnya cocok dengan Siska, istri saya, dia rela mendonorkan ginjalnya untuk anak pungut itu. Kalau dari awal saya tau ginjal Siska yang satunya lagi bermasalah, saya tidak akan membiarkan Siska melakukan itu! Tidak akan!" ucap Artur sendu kemudian berteriak sendiri. Antara sedih dan geram Lutfi hanya bisa memandangi Artur dengan rasa iba.
"Dan apakah anda tau? Karena jam ajaib ini sebentar lagi Siska bisa hidup kembali," pungkas Artur dengan senyum sumringah.
"Bagaimana mungkin orang mati bisa hidup kembali?"
"Bisa! Karena jam ajaib ini bisa menukar nyawa dengan nyawa, saya hanya perlu melenyapkan satu orang lagi dan nyawa Siska akan kembali,"
"Sadar Artur! Anda sudah dikendalikan oleh jam itu! Jam itu cuma ingin menjadikan anda sebagai bidak untuk tindak kejahatan orang. Orang yang sudah mati tidak bisa hidup kembali!" kata Lutfi mempertegas.
"Diam kamu! Jangan banyak bicara!"
Tiba-tiba suara telefon kembali berdering, Artur langsung bergegas pergi meninggalkan Lutfi. Lutfi menghembuskan nafasnya pasrah.
Bersambung...
0 Response to "Cerbung Fantasi: Kembali Ke Masa Lalu (Part 10)"
Posting Komentar