Cerbung Fantasi: Kembali Ke Masa Lalu (Part 9)


EDIT BY CANVA


Part 9 Perang di mulai


Lutfi dan Aska membawa Mayra ke rumah sakit. Ia belum juga sadarkan diri sudah hampir 3 jam yang lalu. Aska sangat khawatir begitu juga Lutfi, walaupun Mayra orang baru baginya tapi ia merasa Mayra memiliki hubungan erat dengannya. Dokter mengatakan bahwa Mayra mengalami koma. Aska baru mengingat kalau Mayra itu datang dari masa depan, apa mungkin dia sudah kembali ke masa depan? Batin Aska berkecamuk, antara tidak rela atau merasa senang ia bingung. Mayra begitu baik padanya tapi jika perpisahan dengannya justru meninggalkan kesan kebencian pada diri Mayra terhadapnya, Aska tidak rela. 

"Ra, bangun! Aku mohon," batin Aska sambil duduk di samping Mayra yang sudah terbaring sejak lama. Lutfi melihat Aska dengan perasaan iba, melihat Aska yang murung dan sedih dengan keadaan Mayra, ia tidak bisa berbuat apa-apa.

Lutfi memberanikan dirinya mendatangi ayah Aska ke rumahnya. Ia ingin mengancam ayah Aska agar menyerahkan diri ke kantor polisi, kalau tidak ia akan melaporkan semua tindak kejahatannya pada keluarga korban yang sudah dibunuh.

Jalan Maple nomor 14 adalah alamat rumah ayah Aska. Dengan langkah penuh keragu-raguan, Lutfi mulai mengetuk pintu dengan pelan.

"Permisi."

Terdengar suara dari dalam, "Iya, sebentar!"

Pintu dibuka, dari balik pintu terlihat sosok pria bertubuh kekar dan berotot. Lutfi menelan salivanya, ia tidak menyangka kalau orang yang ia lihat di jam ajaib ternyata lebih berotot saat berhadapan langsung.

"Mau cari siapa?"

"Dengan bapak Artur?"

"Ya, saya sendiri. Ada apa?"

"Pak saya ingin bapak menyerahkan diri ke kantor polisi!"

"Anda siapa? Atas dasar apa anda memerintah saya?"

"Atas dasar jam ini!" seru Lutfi sambil menunjukkan jam ajaib. Artur terkejut kenapa jam miliknya ada pada orang lain.

"Itu milik saya!"

"Saya tau! Saya juga tau kalau anda sebenarnya pembunuh berdarah dingin!"

"Oh jadi anda sudah tau rupanya," kata Artur tersenyum sinis. 

"Ya saya sudah tau! Jadi kalau anda ingin selamat, anda harus menyerahkan diri ke kantor polisi!"

"Baik! Saya akan ikut bersama anda ke kantor polisi."

Lutfi tidak menyangka kalau mengancam Artur akan semudah itu, Artur dengan begitu saja mengatakan setuju, kalau begitu harusnya ia tidak perlu ke kantor polisi dulu.

Lutfi dan Artur pergi ke kantor polisi tetapi mereka harus menunggu taksi terlebih dulu. Lutfi berjalan di depan diikuti Artur yang berjalan tidak jauh di belakangnya.  

Tiba-tiba... 

Bukkkk!

Satu pukulan keras menimpa kepala Lutfi sampai tak sadarkan diri.

***

Mayra masih belum terbangun dari koma, Aska dengan setia menunggu sampai Mayra siuman. Aska tidak begitu khawatir dengan ayahnya, ia sadar kalau ayahnya tidak seperti dulu lagi, apalagi sejak mendengar cerita dari Lutfi-Papa Mayra, Aska semakin merasa benci dengan ayahnya. Saat ini, Aska hanya mengkhawatirkan keadaan Mayra dan berharap Mayra segera bangun dan menjelaskan tentang maksud dari perkataannya.

"Ra. Walaupun aku baru saja mengenalmu, tapi rasanya aku nggak bisa dengan mudah membiarkan kamu pergi begitu saja. Ayahmu sangat baik padaku. Tapi, aku tidak bisa bantu apa-apa, aku mohon kamu bangun," lirih Aska tanpa disadari tetesan air bening itu sudah mengalir deras ke pipinya.

Di tengah kesedihan tiba-tiba Aska mencari sosok Lutfi yang belum juga datang berkunjung, mungkin hari ini Lutfi masih sibuk bekerja, ia yakin Lutfi tidak akan setega itu menelantarkan mereka berdua di rumah sakit. 


Bersambung... 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Cerbung Fantasi: Kembali Ke Masa Lalu (Part 9)"

Posting Komentar