Mencintaimu Tanpa Kata
![]() |
EDIT BY CANVA |
Dalam keheningan aku terus kembali teringat bagaimana dulu kita bersama. Bagaimana dulu kita saling berbagi cerita. Bagaimana dulu kita selalu saling menyemangati dalam ibadah.
Aku tahu dulu aku tak sebaik itu, dulu bahkan aku tak sanggup menutupi rambutku menggunakan sehelai kain, dulu bahkan aku tak pernah mengenal apa itu sholat, aku bahkan tak mengenal seperti apa rasanya menghafal Al-Qur'an. Tapi kini aku yang dulu tidak lagi sama, dan itu semua berkat kamu. Berkat hidayah yang Allah beri melewati dirimu.
Dengan perlahan aku berusaha menjadi seperti apa yang kau pinta. Dengan perlahan aku berusaha menjadi seperti apa yang kau damba. Tapi nyatanya itu belum cukup untuk meyakinkanmu bahwa aku mencitaimu. Aku dengan rela menjadikan apapun yang kau mau untuk aku lakukan padahal aku menyadari bahwa aku telah salah dalam memulai. Aku salah karena tidak dari awal menjadikan Allah sebagai alasanku untuk memperbaiki diri. Nyatanya semua itu terjadi karena dirimu. Dan aku menyesal.
Dan kini aku menyesal telah begitu percaya menaruh harap padamu, aku telah begitu memaksa meminta Allah menjadikanmu sebagai milikku. Hingga pada akhirnya aku sadar bahwa ketidaksempurnaanku memang tak pantas untuk melengkapimu.
Aku baru sadar bahwa ternyata, aku telah salah dalam berdoa, aku telah salah meminta. Meminta seseorang yang tidak ditakdirkan bersamaku untuk menjadi milikku. Padahal sudah ada hati yang telah Allah siapkan untuk melengkapimu.
Kini semua harapanku ingin bersamamu hanya tinggal kenangannya saja. Hanya tinggal beberapa penyesalan yang masih sering kambuh kapan saja ia minta.
Maafkan aku yang sempat tidak bahagia atas kebahagiaanmu. Maafkan aku yang sempat dengan egoisnya marah atas keputusanmu.
Terkadang aku kembali teringat kenapa aku bisa memilihmu. Kenapa aku mempercayakan hatiku padamu? Kenapa aku dengan leluasa menempatkan dirimu dalam ruang hatiku.
Apa kamu tak pernah menyadari itu?
Sedikit saja apakah kau tak pernah tahu bagaimana aku dengan tulus mencintaimu? Apakah tak pernah terbesit dalam hatimu rasa yang sama denganku?
Aku tahu, aku mungkin telah menyembunyikannya dengan rapat sampai kau tak mampu menyadarinya dan itu memang salahku. Salahku juga karena terlalu percaya bahwa perhatianmu adalah bukti ketulusanmu, aku terlalu percaya bahwa candamu adalah keseriusanmu.
Saat kamu bercanda harusnya aku tertawa bukannya malah jatuh cinta dan aku begitu menyesal karena tidak menempatkan hati pada tempatnya.
---
Hari dimana kau akan berlangsungkan kehidupan baru bersama orang lain adalah hari dimana aku sudah kehilangan yang namanya cinta. Sudah tidak ada lagi kepercayaan atas nama cinta. Cinta bagiku sudah musnah bersama musnahnya dirimu dari kenangan dan harapanku. Tapi nyatanya kenangan itu masih saja menghantuiku.
Dan kamu tahu apa yang membuatku paling terpukul? Yaitu sampai detik-detik di hari itu kau tak pernah mengundangku, hanya sekedar memberi undangan pun tidak kau beri, atau hanya sekedar pesan singkat saja pun tidak. Aku merasa kamu memang sudah lupa denganku sejak lama. Lama sekali hingga aku hanya tersisa orang asing bagimu.
Aku menangis saat tahu bagaimana kau begitu bahagia dengan dia yang kini berdampingan bersamamu. Aku tak mampu lagi untuk mengatakan seberapa hancurnya diriku saat melihat orang yang begitu aku cintai bersanding dengan orang lain. Orang yang seharusnya berada disana adalah aku bukan dia. Tapi lagi-lagi itu hanya mimpi, semua itu hanya bayangan semata. Dan aku menyesal.
---
Mencintaimu tanpa kata...
Hanya itu yang bisa kulakukan. Bukan karena aku tak mampu berkata apa adanya, tapi karena aku takut jika nanti kau menolaknya. Salahku karena memiliki rasa itu. Rasa yang seharusnya mampu ku bunuh mati sebelum menjadi-jadi. Rasa yang suharusnya aku jaga agar tidak melewati pada batasnya.
Kini sudah tidak ada alasan lagi bagiku untuk mencintaimu. Tak ada alasan lain bagiku untuk mengagumimu. Tak ada alasan lain bagiku untuk mengharapkanmu.
Kamu sudah bahagia bersama pilihanmu, dan aku sedang berusaha membahagiakan apa yang menjadi kebahagiaanku.
Selamat tinggal...
Aku tak ingin lagi mencintaimu. Aku akan pergi dan tak akan pernah kembali mengingat masa-masa itu. Terimakasih sudah hadir sebagai pelengkap kisah cintaku. Kisah cinta yang berakhir bahkan sebelum dimulai. Terimakasih sudah pernah menjanjikanku perkataan manis yang sangat menyentuh, dan mungkin perkataan itu sudah aku lupa bagaimana kau mengatakannya.
Mencintaimu tanpa kata...
Pada akhirnya aku telah ikhlas melepasmu, karena memang pada kenyataannya kau memang bukan milikku.
Pada akhirnnya aku telah ikhlas melepasmu, karena akupun berhak menjemput bahagiaku bersama orang yang mendoakanku dalam doanya, bersama seseorang yang telah Allah siapkan untukku...
TAMAT
0 Response to "Mencintaimu Tanpa Kata"
Posting Komentar