Zero Thalasemia
"Zero Thalasemia"
Cita-cita dari seseorang yang Allah pilih menjadi salah satu dari jutaan banyak orang untuk dititipi sebuah amanah besar. Berharap tidak ada lagi orang-orang yang mengidap penyakit sama seperti yang beliau rasakan. "Pokoknya jangan sampe ada orang orang baru kaya saya", tukas seseorang itu dengan penuh pengharapan.
Menjadi berbeda bukanlah suatu kekurangan melainkan keistimewaan yang Allah pilih langsung dari sekian banyak orang. Tapi perbedaan itu, rasa sakit itu, tidak lantas membuat beliau patah semangat, beliau justru dengan semangat menebarkan kebaikan dengan bersosialisasi pada banyak orang agar tidak akan ada lagi orang yang seperti beliau ke depannya.
"Allah menciptakan sesuatu pasti karena sesuatu"
Sebuah kalimat yang membuat saya cukup sadar bahwa apa yang Allah ciptakan bukan tanpa makna, semua pasti ada alasannya.
"Thalasemia", penyakit yang sudah beliau rasakan kurang lebih selama 25 tahun. Penyakit yang membuat beliau harus merelakan waktu 2 minggu sekali untuk transfusi darah, karena jika tidak, mungkin tidak ada lagi kesempatan hidup. Transfusi darah menyebabkan melonjaknya zat besi dalam tubuh, karena itu obat juga sangat diperlukan untuk mengurangi jumlah reproduksi zat besi. Saya sebagai orang awam yang tidak mengerti dengan ilmu kedokteran hanya bisa menggelengkan kepala, karena saya belum tentu bisa sekuat itu berada diposisi beliau. Dan saya harap itu tidak akan pernah terjadi pada saya.
Menurut sumber yang saya baca dari internet "Thalasemia adalah kelainan darah karena kurangnya hemoglobin (Hb) yang normal pada sel darah merah. Kelainan ini membuat penderitanya mengalami anemia atau kurang darah. Thalasemia sendiri terjadi akibat kelainan genetik yang diturunkan. Artinya, kondisi ini sudah bisa terjadi sejak masa kanak-kanak. Thalasemia adalah penyakit jangka panjang yang memerlukan perawatan seumur hidup. Penderita thalasemia perlu menjalani transfusi darah berulang untuk menambah sel darah yang kurang". [https://www.alodokter.com/thalassemia]
Pencegahan Thalasemia adalah sosialisasi yang selalu beliau peringatkan setiap orang. "Karena Thalasemia bisa dicegah bukan diobati", pungkasnya. Cara sederhana yang bisa dilakukan adalah melakukan cek darah sebelum menikah, karena menikah bukan hanya sekedar membina suatu hubungan justru sebelum memulai haruslah berikhtiar untuk menghindarkan setiap kemungkinan yang bisa terjadi ke depannya. Apalagi masalah kesehatan, adalah problematika yang mungkin hampir kebanyakan orang sepelekan termasuk dengan saya sendiri. Karena pada kenyataannya hanya beberapa orang saja yang peduli dengan kesehatan. Kebanyakan dari kita mungkin akan menilai bahwa melakukan cek darah adalah suatu hal yang ribet sampai pada akhirnya menikah hanya modal saling suka tanpa memikirkan kesehatan pasangan yang baik buruknya akan berlaku dijangka panjang. Hal semacam ini adalah mindset yang harus dirubah oleh setiap orang. Karena pencegagahan itu lebih baik daripada mengobati. Dengan berikhtiar melakukan cek darah sebelum menikah adalah pintu pertama untuk mengurangi jumlah penderita Thalasemia dan penyakit bawaan lainnya. Hal itu juga yang nantinya akan melahirkan zero Thalasemia.
Seperti yang saya dapatkan dari sumber yang sama bahwa Thalasemia tidak dapat dicegah, karena kelainan ini diturunkan secara genetik. Untuk mencegah agar Thalasemia tidak menurun ke anak, pasangan yang akan menikah disarankan berkonsultasi dengan dokter, terutama bagi pasangan yang keluarganya menderita thalasemia. [https://www.alodokter.com/thalassemia]
Telah begitu banyak problematika kehidupan di dunia. Masing-masing dari kita memiliki ujian yang berbeda-beda. Seharusnya kita bisa mengambil semua itu sebagai Anugerah dan Rahmat dari Allah SWT sekaligus sebagai pembelajaran agar kita lebih banyak bersyukur. Karena pada dasarnya Allah telah memberi begitu banyak kelapangan, kita saja yang terlalu kufur. Kita tidak pernah tahu mungkin saja di luar sana ada yang memiliki kehidupan lebih susah dan lebih berat dari apa yang kita jalani sekarang. Tapi memang begitulah manusia yang sifatnya selalu berkeluh kesah, termasuk dengan saya sendiri.
"Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat kebaikan, ia amat kikir." (QS al-Ma'aarij [70]: 19-22)
Tapi dari kisah beliau saya belajar. Bahwa saya yang diberikan kesehatan seharusnya lebih banyak bersyukur. Seharusnya saya dengan bersungguh-sungguh menjaga semua titipan Allah dengan sebaik mungkin, agar tidak ada penyakit yang muncul karena telah lalai dalam menjaga titipan-Nya.
Berbagai macam penyakit ada yang tidak bisa diobati, tetapi tidak sedikit pula yang dapat dicegah. Tergantung bagaimana kita mau menjaga dan membiasakan pola hidup sehat sebagai bagian dari ikhtiar kita untuk menjaga titipan Allah, yakni berupa jasad yang kelak akan kembali ke tanah.
Terimakasih untuk orang baik yang sudah bersedia berbagi pengalamannya, memberikan ilmu yang begitu teramat penting bagi saya. Dan semoga zero Thalasemia akan segera terwujud nantinya. Aamiin Allahumma Aamiin... 🤲
Dari Hamba Allah yang masih butuh banyak belajar ✍️
Sumber : - Alodokter.com
- orang baik yang semoga Allah selalu jaga beliau
0 Response to "Zero Thalasemia"
Posting Komentar