Negeri Yang Terjajah

@masjidjogokarian

Negeri yang terjajah... 


Tanah yang dulu langitnya membiru, kini telah berubah menjadi hitam kelabu.

Gedung-gedung sebagai pencakar langit, kini telah berubah menjadi hamparan abu. 


Rasa takut akan kematian seolah tak lagi berarti. 

Rasa takut akan kehilangan orang yang dicintai seolah tak mampu lagi terobati. 


Suara tangis yang terdengar pilu menerpa di tengah kebisingan rudal dan peluru.

Tetesan darah terhampar di tanah-tanah yang kini tak lagi utuh.


Tangis mereka pecah tatkala suara rudal itu memekakan telinga.

Hati mereka terguncang tatkala ditinggal oleh orang yang tersayang.


Seorang anak kehilangan orang tua mereka.

Para orang tua yang kehilangan anak-anak mereka.

Hewan-hewan yang ikut gemetar disekujur tubuhnya.

Apakah semua itu tak cukup untuk membuat mata dunia merasa iba? 

Apakah ketidakadilan akan terus ada? 

Mereka tak butuh uang hanya untuk sekedar memenuhi keduniawian semata.

Bukan pula makanan yang dikirim dari berbagai belahan negara.

Yang mereka mau adalah kebebasan.

Yang mereka ingin adalah tanah kelahiran yang seharusnya menjadi tempat paling aman.


Dunia telah tidak baik-baik saja sekarang.

Kita yang masih diberikan rasa nyaman, terkadang lupa bagaimana rasanya bersyukur.

Dunia yang kita huni berada di bawah langit yang sama.

Namun, kita berbeda dengan mereka.

Rasa aman dan nyaman masih dapat kita rasa,

Sedang mereka?

Maka nikmat Tuhanmu mana lagi yang kamu dustakan? 


Asap terus mengepul dari balik reruntuhan.

Api yang tak kunjung padam menjelma sebagai cahaya penerang malam.

Malam yang hitam pekat kala itu menyisakan banyak duka dan ketakutan.

Dimana letak rasa aman saat itu? 


Ketakutan terus menjelma dalam jiwa.

Isak tangis terus terdengar di balik reruntuhan yang kini telah terhampar luas bagai abu. 

Tanah yang dulu memberi rasa aman saat ini hanya terdengar suara ledakan. 

Dari berbagai penjuru, hanya ada reruntuhan. 

Dimana letak rasa nyaman saat itu?


Setiap waktu terdengar kabar kematian. 

Setiap saat terdengar suara ledakan. 

Tak kunjung berhenti dan tak tahu kapan akan kembali merasa aman. 

Mereka tak takut akan mati.

Mereka tak pula merasa sedih tatkala barang berharga mereka harus terpendam ke dalam tanah.

Sedang kita?

Kita disini mengejar harta tanpa kenal waktu.

Rasa nyaman dan aman selalu mengiringi di setiap waktu.

Maka nikmat Tuhanmu mana lagi yang kamu dustakan?


Dari berbagai penjuru rasa kemanusiaan mulai berempati. 

Berbagai narasi dan bentuk kepedulian mulai bermunculan tanpa henti. 

Tapi, apakah dunia masih bisa sedikit peduli? 


Tanah mereka telah direbut. 

Hancur lebur semua yang telah mereka jaga selama hidup. 

Dan pada akhirnya dunia memang hanya sementara.

Namun, bukankah hati ini merasa sakit jika melihat mereka terluka? 


.

.

Dari Nu’man bin Basyir dia berkata: Rasulullah saw. Bersabda, “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya)."

(HR. Bukhari dan Muslim).

#freepalestina #keadilan #sajakamatir

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Negeri Yang Terjajah"

Posting Komentar