Andai Ini Ramadhan Terakhir
Pernahkah kamu terfikir jika suatu hari nanti, Allah cabut nyawamu sedangkan amal ibadahmu belum mampu menghapus dosa-dosa yang kamu lakukan selama hidup?
Apa pernah terfikirkan olehmu jika suatu hari nanti kamu tidak lagi bertemu dengan Ramadhan di tahun yang akan datang?
Apa pernah terfikirkan olehmu sebuah penyesalan, kenapa kamu telah menyia-nyiakan Ramadhan yang telah kamu lalui selama hidup?
Kalau kamu tanya aku, jawabannya adalah iya.
Aku menyesal telah menyia-nyiakan waktu yang telah Allah beri, waktu dimana aku bisa beribadah dengan nyaman, aman, dan tenang tapi aku telah dibuat sibuk oleh kesibukan yang aku buat sendiri. Terkadang aku lupa waktu, saking nikmatnya mengejar dunia aku bahkan lupa bahwa setelah kehidupan ini masih ada akhirat. Aku lupa bahwa waktu yang aku lewatkan selama hidup akan ditanya untuk apa saja aku menghabiskan hidup.
Bulan Ramadhan adalah bulan suci dimana umat islam akan beramai-ramai dan saling berlomba dalam ketaatan dan kebaikan. Tapi aku? Aku masih tetap saja dengan ibadah yang itu-itu saja, sholat diundur-undur, ngaji diwaktu luang, sedekah kalau ingat dan banyak tidur diwaktu senggang. Disaat semua orang berlomba-lomba memperbanyak tadarus Al-Qur'an aku malah sibuk dengan ponsel dalam genggaman. Disaat semua orang sibuk berlomba-lomba bangun disepertiga malam aku malah sibuk begadang sampai tengah malam hanya untuk urusan pekerjaan. Dan disaat semua orang sibuk saling berbagi aku justru sibuk mengoleksi pakaian idul fitri.
Aku malu, setiap tahun yang aku lalui tetap saja sama, ibadah tidak kunjung meningkat, dan kualitasnya hanya sekadar penggugur kewajiban semata. Tapi kenyataannya, rasa malu itu belum menggerakkan hati untuk bisa lebih baik, sampai pada akhirnya aku terfikir "seandainya aku mati esok hari," pastilah aku orang yang akan sangat menyesal karena telah menyia-nyiakan Ramadhan yang aku lalui.
Pernah suatu ketika aku begitu semangat dalam beribadah di bulan Ramadhan, aku berhasil mengisi sebulan penuh dengan tadarus yang lebih banyak, sholat sunnah yang rutin dan sedekah yang tidak pernah terlewat satu hari pun, disitu aku mulai berfikir "Alhamdulillah aku bisa menjalankan bulan Ramadhan sesuai target yang ku impikan", tapi setelah bulan Ramadhan berakhir semua seolah lenyap begitu saja, ibadahku mulai mengendur, sholat sunnahku mulai ditinggalkan, sedekahku dan tadarus Al-Qur'an tidak sesering saat Ramadhan, disitu aku mulai kembali bermaksiat entah disengaja atau tidak disengaja tapi karena alasan itu pula ibadahku kembali sekedar itu-itu saja.
Aku tidak tahu apakah orang lain juga sama sepertiku atau hanya aku? Aku adalah orang yang gagal untuk menjaga keistiqomahan, orang yang gagal untuk meraih kemenangan atas setiap proses yang telah ku latih selama bulan Ramadhan. Bagaimana melatih kesabaran, menahan hawa nafsu dan melatih diri untuk lebih banyak menghabiskan waktu untuk urusan akhirat ketimbang dunia. Lagi-lagi aku dikalahkan oleh kesibukan dunia, karena urusan pekerjaan ibadah seolah digampangkan, karena lelah setelah beraktivitas ibadah menjadi hal yang sering ditunda-tunda. Mungkin bukan hanya aku, tapi sebagian besar orang juga sama, karena kesenangan dunia memang menyilaukan mata, kesibukan dunia telah menghabiskan banyak waktu untuk urusan akhirat.
Kesibukan dunia menjadikan kita orang yang berleha-leha dalam urusan ibadah, karena kita menganggap bahwa esok hari masih ada kesempatan untuk bertaubat, esok hari masih ada kesempatan untuk perbanyak ibadah. Padahal kita tidak pernah tahu sampai kapan nafas ini akan berhembus. Kita tidak pernah tahu kapan ruh ini akan Allah cabut. Tapi kita tahu bahwa suatu hari nanti kita akan mengalami hal itu, kematian yang pasti akan didapati oleh setiap makhluk. Tapi kita tetap saja berleha-leha seakan-akan kematian kita masih sangat lama. Seakan kitalah penentu kapan kita akan mati nantinya.
Untuk itu selagi masih ada waktu, selagi masih ada harapan, mungkin inilah saat dimana Allah ingin kamu kembali pada-Nya. Allah ingin kamu hidupkan bulan Ramadhan saat ini sebagai ganti dari Ramadhan yang telah kamu sia-siakan sebelumnya. Tapi ingat ya, jangan jadi perempuan yang menguraikan kembali benang yang sudah dipintal, karena meskipun Ramadhan hanya 1 bulan dalam setahun tapi kewajiban ibadahmu berlaku seumur hidup, jadi istiqomahlah sampai Ramadhan-Ramadhan berikutnya yang akan engkau sambut, In syaa Allah.
“Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali.” (QS. An Nahl: 92)
Ibadah yang sudah kita biasakan di bulan Ramadhan seharusnya menjadi lebih mudah untuk kita biasakan hingga bulan-bulan berikutnya. Tapi kenyataannya memang sesulit itu, apalagi kalau tuntutan pekerjaan membuat kita seolah menggampangkan apa yang seharusnya kita utamakan. Ibadah bukan lagi soal urutan pertama tetapi menjadi urutan terakhir setelah semua urusan dunia selesai.
Kita tidak pernah berfikir seandainya Ramadhan saat ini adalah kesempatan terakhir untuk melatih diri agar lebih taat dalam urusan ibadah, tapi karena terlena dengan dunia kita seolah buta bahwa esok hari belum tentu ada. Karena seandainya kita tahu ini Ramadhan terakhir pastilah kita menjadi orang yang berada di baris depan untuk memperoleh kemuliaan Ramadhan.
Duhai Allah...
Beri aku kesempatan lagi. Kesempatan untuk dapat merubah apa yang bisa aku rubah. Kesempatan untuk bisa lebih mengedepankan masalah ibadah ketimbang urusan dunia. Kesempatan untuk bisa istiqomah dijalan taqwa.
Jika aku berhenti di tengah jalan nanti, tolong sadarkan aku atas kelalaianku. Jika aku mengeluh, tolong kuatkan aku untuk bisa menikmati setiap ikhtiarku. Jika aku ragu, maka tolong yakinkan aku bahwa di jalan-Mu akan aku temui bahagiaku.
Duhai Allah Sang Maha Pembolak-balik hati...
Jika suatu hari nanti aku kehilangan semangat dalam beribadah, tolong yakinkan aku bahwa dunia hanya dilalui sementara saja. Jika nanti aku kembali dalam maksiatku, tolong tegur aku dengan cara yang paling baik menurut-Mu. Karena aku percaya Engkaulah penentu skenario terbaik untukku.
0 Response to "Andai Ini Ramadhan Terakhir"
Posting Komentar