My World: Jika Ekspektasimu Tidak Sesuai Dengan Realita
![]() |
My pict |
Suatu hari aku pernah bermimpi, yang di dalamnya aku sadar bahwa itu hanyalah mimpi. Tidak jauh berbeda seperti saat ini, saat di mana aku mulai membayangkan jutaan mimpi dan harapan telah tergenggam dan bukan hanya sekedar angan.
Ekspektasiku sangat besar tentang masa depan, tentang masa-masa yang bahkan belum sempat aku lewati. Kebahagiaan datang silih berganti. Irama tawa selalu mengisi hari-hari. Namun, kenyataan yang terjadi itu hanyalah sebuah mimpi. Dengan terpaksa aku harus membangunkan diriku agar berhenti bermimpi.
Setelah begitu banyak masa-masa sulit yang harus kulalui, aku mencoba untuk menurunkan ekspektasi. Sebab aku sadar, mungkin kapasitasku belum cukup untuk meraih semua mimpi.
Mimpi yang dimaksud di sini adalah cita-cita dan harapan tentang hidup yang selalu bahagia dan ketika tak ada lagi luka yang menjadi penyebab meneteskan air mata.
Membayangkan tentang masa depan tidak akan ada habisnya, tetapi masa itu akan habis ketika manusia menemui ajalnya. Terkadang terlintas dalam pikiranku, apakah aku pantas memikirkan masa depan? Sedangkan, bisa saja hari ini adalah akhir dari kehidupan mungkin hari ini dan bisa jadi entah esok atau lusa atau tidak lama lagi Allah mencabut ruh dalam jasad di tubuh ini.
Apakah pantas memikirkan masa depan yang belum pasti, tetapi jika tidak membayangkan akan adanya masa depan, bagaimana aku bisa bermimpi? Bagaimana aku bisa memiliki tujuan dalam menjalani hidup? Hidup dengan segala harapannya yang tetap saja harus mengalah pada takdir.
Aku pernah membayangkan jika suatu hari ekspektasiku tentang kehidupan ternyata tidak sesuai dengan realita dan pada kenyataannya aku tidak bisa meraih apapun yang kuinginkan, dapatkah aku menerima semua itu dengan hati yang lapang?
Tentang semua hal yang belum terjadi telah membuatku merasa takut berekspektasi. Alhasil, aku hanya pasrah mengikuti alur hidup yang entah ke mana akan pergi. Sampai suatu hari, aku menemukan sebuah kalimat yang sangat menyentuh sekaligus membuatku sadar akan segala kekeliruan yang aku perbuat selama ini. Kalimat itu berbunyi:
"Tenangkan hatimu yang gelisah karena hal-hal yang belum terjadi, pasrahkan dirimu pada Allah dengan usaha terbaikmu dan yakinlah bahwa Allah tidak akan menelantarkanmu."
Kalimat yang menyentuh dari Buya Syakur Ulama Indonesia sekaligus pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Cadangpinggan Indramayu ini mengajarkanku untuk tetap melakukan usaha yang terbaik, bukan pasrah tanpa melakukan apapun.
Kalimat terakhir bahwa Allah tidak akan menelantarkanmu, membuatku tersadar akan sesuatu hal, apakah aku sudah melibatkan Allah dalam segala urusan?
Mirisnya terkadang justru aku sering kali lupa, aku manusia yang egois yang selalu mendatangi Allah ketika musibah menimpa, tetapi ketika dalam keadaan lapang aku mendadak lupa.
Dear aku di masa depan, kamu harus ingat bahwa untuk menikmati hasil harus berjuang dalam menjalani proses. Proses yang kadang dipenuhi dengan tangis dan kekecewaan, tetapi semua itu harus ada agar kamu terus mendewasa dalam setiap keadaan. Kelak nanti di masa depan kamu akan berterima kasih dengan segala kepahitan hidup yang tak terlupakan. Kepahitan hidup yang menjadikanmu kuat walau harus diterjang jutaan badai.
Cirebon, 26 Mei 2024
#ODOP
#oprecodop2024
#onedayonepost
Semangat selalu ya kak! Fighting!
BalasHapusKeren banget kak menginspirasi sekaligus terhibur
BalasHapus